Rabu, 23 September 2009

Memaknai Hari Raya Idul Fitri 1430H

Memaknai hari raya idul fitri 1430H,yang jatuh pada tanggal 20-09-2009.
Penomena lain dalam merayakan hidup,begitu mungkin yang berusaha disampaikan dalam tulisan saya kali ini,bukan semata-mata karena asal terbitkan saja,tapi tulisan ini hadir karena semata-mata hidup terlalu indah untuk di lalui begitu saja,tanpa secuil makna.
Seperti beberapa hari yang lalu,perayaan hari raya kali ini,tanpa ada di warnai perselisihan,tentang penentuan 1 syawal 1430H,saya melihat betapa banyak karunia yang Alloh SWT,berikan yang tak bisa kita hitung-hitung jumlahnya,namun terlalu banyak yang kita rasakan.Penomena mudikpun turun mewarnai tahun demi tahun,mungkin sudah menjadi tradisi,yang belum dipatenkan...tak apa,toh Malaysia ogah mengambil tradisi yang satu ini.
Tak peduli betapa sibuk keseharian kita,sebaiknya tetap menyempatkan diri untuk berkumpul sekeluarga serta berbagi keceriaan dan kecemasan agar bisa membantu siapapun supaya lebih fokus kepada prioritas-prioritas penting dalam hidup.
Bicara soal hidup,benar adanya bila dikatakan hidup tanpa impian tak layak untuk di jalani.

Di bulan yang berbahagia ini,Rasa bahagia meyeruak hadir dalam setiap insan , meyambut gema takbir berkumandang, di sela gemericik hati bernuasa indah mengalun di pagi hari. Ketika kemilau pagi meyapa dalam buaian kalimahMU, Allah . Aku terpekur memandang jama’ah dari berbagai sudut. Terlihat jelas , seyum-seyum yang bahagia hadir dalam semerbak kegundahan Saudara kita yang lain. Khutbah Idul fitri mengungkap realitas sosial masyarakat yang nota bene jauh dari apa yang dinamakan kesejahteraan . Miskin adalah sebuah fenomena klasik dari zaman kezaman . Ketika ini menjadi halangan untuk beribadah maka siapakah yang bertanggung jawab dari realitas sosial saat ini. kata yang tepat adalah adalah belajar dari kemiskinan di hari raya idul fitri sebuah kisah sedih menyambut kesabaran diri.

Berbagi adalah kata yang mudah diucapkan dan ditulis di berbagai blog. Ini sebuah niatan awal yang baik untuk setiap diri untuk mensugesti kepada diri agar kita memikirkan apa yang menjadi kekurangan orang lain. Harta dan sejenisnya memang bukan teramat penting.Namun ia,menjadi penting bila mana karena harta tersebut bila ada menjadi tiada.Sebuah kerangka berfikir agar kita menghargai apa yang dinamakan proses pencarian rezeki.

Ditengah keriangan ini tentu ada kegelisahan ada kesedihan,keharuan datang silih berganti hidup dan rodapun selalu berputar hingga ia akan berjalan sesuai irama langkah yang ia mau. Langkah itu terus berjalan sampai pada puncaknya perjalanan yaitu kematian yang tak tau kapan ia akan datang. Walau diri menghiba sedang jiwakan gelisah maka apa yang kita tuntut terhadap diri ini. bila diri tak bergerak menuju arah yang dikehendaki maka sebuah kata yang tepat di pagi ini adalah Bergerak tak pernah mati . Maka belajar dari kemiskinan di hari raya idul fitri adalah perlu dan penting ,agar kita lebih mawas diri dan mau melihat saudara kita yang kurang beruntung ,semoga menjadi renungan di hari ini.
Amiien

Taqobalallohu minna wa minkum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar