Kamis, 30 Desember 2010

Makanan Penyebab do'a Di Tolak

Makanan Penyebab Do'a Ditolak
& Membuat Amalan Menguap
Sia-Sia
Oleh Keajaiban Do'a dan
Istighfar Kemarin jam 23:48
Ternyata, amalan dan ibadah
yang telah dilakukan sungguh-
sungguh bisa menguap begitu
saja, hanya karena pelakunya
mengkonsumsi barang haram
Banyak orang tak menyadari
bahwa makanan haram
memiliki hubungan dengan
terkabulnya doa seseorang di
hadapan Allah SWT. Bahkan
para ulama, generasi awal,
sangat bersungguh-sungguh
mencegah agar tidak
mengkonsumusi makanan
haram dan menggunakan harta
haram. Itu semua disebabkan
karena hal-hal yang
diharamkan, kalau sampai
” tertelan” dapat menyebabkan
timbulnya dampak yang amat
buruk terhadap pelakunya.
Berikut ini, pengaruh
menggunakan dan memakan
barang haram, bagi keimanan
pelaku, ”nasib” amalan, dan
lainnya. Semoga kita terjauhkan
dari keburukan itu semuanya.
Penyebab Tidak Diterima
Amalan
Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam (SAW)
bersabda, ”Ketahuilah, bahwa
suapan haram jika masuk dalam
perut salah satu dari kalian,
maka amalannya tidak diterima
selama 40 hari. ” (Riwayat At
Thabrani).
Haji dari Harta Haram Tertolak
Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam (SAW) bersabda, ”Jika
seorang keluar untuk
melakukan haji dengan nafaqah
haram, kemudian ia
mengendarai tunggangan dan
mengatakan, ”Labbaik,
Allahumma labbaik!” Maka,
yang berada di langit menyeru,”
Tidak labbaik dan kau tidak
memperoleh kebahagiaan!
Bekalmu haram, kendaraanmu
haram dan hajimu mendatangan
dosa dan tidak diterima.
(Riwayat At Thabrani).
Sedekah dari Harta Haram
Tertolak
Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam (SAW) bersabda,
” Barang siapa mengumpulkan
harta haram, kemudian
menyedekahkannya, maka tidak
ada pahala dan dosanya
untuknya. ” (Riwayat Ibnu
Huzaimah).
Tidak Terkabulnya Doa
Sa’ad bin Abi Waqash bertanya
kepada Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam (SAW), ”Ya
Rasulullah, doakan saya kepada
Allah agar doa saya terkabul. ”
Rasulullah menjawab, ”Wahai
Sa’ad, perbaikilah makananmu,
maka doamu akan
terkabulkan. ” (Riwayat At
Thabrani).
Disebutkan juga dalam hadits
lain bahwa Rasulullah bersabda,
” Seorang lelaki melakukan
perjalanan jauh, rambutnya
kusut, mukanya berdebu,
menengadahkan kedua
tangannya ke langit dan
mengatakan, ’Wahai Rabbku!
Wahai Rabbku!’ Padahal
makanannya haram dan
mulutnya disuapkan dengan
yang haram, maka
bagaimanakah akan diterima
doa itu ?” (Riwayat Muslim).
Mengikis Keimanan Pelakunya
Rasulullah Shallallahu Alaih
Wasallam (SAW)
Bersabda, ”Tidaklah peminum
khamr, ketika ia meminum
khamr termasuk seorang
Mukmin. ” (Riwayat Bukhari
Muslim)
Jelas, peminum khamr saat dia
minum khamr, maka
keimanannya terkikis saat itu.
Mencampakkan Pelakunya ke
Neraka
Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam (SAW)
bersabda, ”Tidaklah tumbuh
daging dari makanan haram,
kecuali nereka lebih utama
untuknya. ” (Riwayat At
Tirmidzi)
Mengeraskan Hati Pelaku
Imam Ahmad pernah ditanya,
apa yang harus dilakukan, agar
hati mudah menerima
kebenaran, maka beliau
menjawab, ”Dengan memakan
makanan halal.” Hal ini
termaktub dalam Thabaqat Al
Hanabilah (1/219).
At Tustari, seorang mufassir
juga pernah mengatakan,
” Barang siapa ingin
disingkapkan tentang tanda-
tanda orang-orang jujur
(shiddiqun), hendaknya tidak
makan, kecuali yang halal dan
mengamalkan Sunnah. ”
sebagaimana dikutip dalam Ar
Risalah Al Mustarsyidin (hal.
216).
Pendapat di atas bisa
dimaklumi, setelah dilihat nash-
nash sebelumnya, bahwa
mengkonsumsi makanan haram
memasukkan pelakunya kapada
pelaku maksiat yang
mendapatkan ancaman neraka
dan saat itu pula keimanannya
tergerus. Tentu dalam kondisi
demikian, bisa membuat hati
pelakunya semakin keras dan
enggan menerima kebenaran.
Nah, mulai sekarang, pilihkan
usaha/pekerjaan yang sebisa
mungkin menghasilkan
penghasilan yang hanya halal
agar doa doa kita terus
diterima Allah.[tho/
hidayatullah.com]

Minggu, 31 Oktober 2010

Catatan Seorang Perindu Operator Yang Jujur Dan Bersih,Bukan Strategi Marketing Manis

Pernah menerima balasan dari jaringan dengan nada seperti ini:"Maaf saat ini sistem kami sedang sibuk. Silahkan Anda coba beberapa saat lagi."biasanya teman-teman yang menginginkan paket hemat berintenet via ponsel,ya! Lagi-lagi dengan ketentuan dan syarat berlaku?
Akan sampai kapankah layanan seperti ini?... layanan untuk kalangan masyarakat bawah,khususnya pengguna paket hemat karena harus dengan sabar menerima segala bentuk kilah operator,sekali lagi perlu digaris bawahi hanya karena pelanggan paket murah. Paket yang ditawarkan! Sejatinya adalah Program untuk lebih dekat dengan konsumen ataukah hanya pemanis marketing yang menjebak?:-(
#masih awam mengenai undang-undang yang mengatur tentang layanan itu?...disinilah celah untuk berkilah,dengan segala retorika dan pendekatan kata-kata untuk meredam kesal. Satu keunggulan yang mereka miliki berbanding terbalik dari janji manis yang mereka sebar di media cetak maupun elektronik.
#'korban' yang entah sampai kapan? Dikorbankan,kami boleh saja dijadikan ladang bisnis?...itu pilihan,tapi kami juga punya hak untuk memilih partner yang jujur dan bersih.

#tag: opini
#sumber: abiqoulan.wordpress.com

Catatan Akhir Bulan Tentang Aku Dan Sosial Media

Sahabatku yang ada di facebook ataupun yang ada di twitter, kita telah bersama melalui tahun demi tahun, meninggalkan satu langkah untuk menapak selangkah ke depan,masih terlalu dini untuk dikatakan mampu memahami arti pertemanan di sosial media?...karena secara sadar justru tanpa disadari ada banyak hal telah kita perbuat?...berbagi banyak tawa,dengan komentar-komentar yang menghibur:-) dan banyak air mata yang tertahan karena status yang menyentil perasaan?:-(,mencoba meraba hidup melalui catatan ataupun tweet yang memberi pencerahan,terima kasih sahabat.keberadaan diri seakan nyata bila ada pengakuan,ucapan selamat,kata-kata yang memotivasi diri,hadiah jempol,komentar senada dan follow balik atau konfirmasi semua itu ada multivitamin yang ku dapat dari media sosial,sehingga harapanku tumbuh sehat bersama kuatnya energi untuk hidup!:-)
Sahabatku, tidak peduli jarak yang memisahkan kita, kita akan selalu saling memiliki,dengan berbagi informasi,semangat saling mendorong untuk bisa empati ketika kita telah saling bersimpati,bukannya malah antipati? Lalu untuk apa donk kita bertemu di sosial media ini?...luruskan niat! Bersihkan hati! Tumbuhkan kesadaran diri untuk menggunakan sosial media ini ke arah yang lebih bermanfaat.(maaf ya sahabat,tidak bermaksud menggurui,lagi kebetulan sadar nieh?...hehehe..:-P) Senyumanmu adalah senyumanku.
Sahabatku, kau selalu ada untukku ketika aku sedang bingung, kamu selalu tahu persis apa yang harus dilakukan.
Terimakasih untuk semua,maafkanlah bila ada salah?
#dengan senang hati aku memfollow balik atau konfirmasi pertemanan dari siapapun yang ingin membangun komunikasi positf.
#terkadang aku haus akan tweet-tweet atau catatan facebook yang mencerahkan.
#aku merasakan getaran kesombongan seseorang bila dia hanya mau diikutin saja tanpa mau follow balik,dgn catatan: tidak termasuk media online,pejabat/lembaga tertentu.
Atau teman-teman yang tanpa hati meremove?
#aku berterimakasih sangat untuk 'pejabat' yang dengan senang hati memfollow balik.:-)

Melalui email browser ponsel.
#sumber: abiqoulan.wordpress.com

Rabu, 11 Agustus 2010

Resiko Adalah Buah Dari Pilihan

Saat anda mengambil resiko, ada kemungkinan sangat nyata akan terjadinya kegagalan. Tetapi bila anda tidak mengambil resiko, anda sudah pasti gagal.


Mungkin anda akan mengambil suatu resiko, dan gagal. Tapi itu bukan alasan untuk berhenti mengambil resiko. Belajarlah dari pengalaman dan maju terus. Waktu, kesempatan, dan sumber daya anda akan membusuk serta terbuang percuma bila anda digiring terus pada rasa takut kehilangan waktu dan kesempatan. Resiko terbesar adalah saat anda tidak berani ambil resiko.

Gunakan apa yang anda punya. Jangan biarkan takut akan resiko menjadi penyebab terbesar kegagalan anda. Hitung kembali. Ambil resiko, dan raihlah imbalan yang tersimpan di dalamnya.

Sahabat,... Yuk Berfikir positif

Biarkan orang lain menjalani kehidupan yang kecil, tetapi bukan Anda.

Biarkan orang lain berdebat tentang hal-hal kecil, tetapi bukan Anda.

Biarkan orang lain mengeluh atas apa yang mungkin terjadi, tetapi bukan Anda.

Biarkan orang lain menangisi kecil sakit, biarkan mereka putus asa, biarkan mereka menjadi dendam dan ingin membalas dendam, tetapi bukan Anda.

Biarkan orang lain meninggalkan masa depan mereka, dan menanggalkannya di tangan orang lain, biarkan mereka menjadi materialistis dan sombong, tetapi bukan Anda.

Biarkan orang lain tidak bersyukur dan berhenti berdoa, tapi tidak Anda! Biarkan orang lain menyerah, tetapi bukan Anda! Sekali lagi bukan Anda. Sebab disini Anda tahu, siapa yang percaya dan yakin akan sesuatu, maka dia akan mampu.

Sebab kata Allah dalam Alquran, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku.”

Sahabat.. Yuk berfikir positif, serta ajak orang lain-orang lain diatas. Agar nantinya orang lain itu, bukan saudara kita, agar orang lain itu bukan tetangga kita, tapi orang lain itu adalah tetangga negara kita. itu tu.. tetangga yang ngaku-ngaku pemilik batik dan reog.

Kepada tetangga, maaf ya. Yang bilang itu milik kami, bukan kami, tapi dunia mengakuinya. So, malulah itu perlu.. hehehe :)
sumber:http://www.resensi.net/biarkan-mereka/2010/04/04/#more-692

Jumat, 16 Juli 2010

untaian status di halaman suara hati

# Trimakasih ats prtemanan di jejaring sosial ini, bgitu indah trbuai mimpi (maya).Brsama kalianlah aku blajar arti cinta,ksetiaan,pngorbanan,perjuangan 'n keteguhan yg hakiki,tentunya dari status2 yg sy baca.Sringkali status itu secara tidak langsung bersarang di benakku,sehingga ingin ku muntahkan lagi lewat status ku ...dan hal ini mungkin melukai hati kalian?.Maafkanlah atas sgala kesalahan ku,yg tidak di sengaja ini.

# Berharap brtemu kembali dgn seorang yg memberikan Inspirasi luar biasa,
bahwa ditengah belantara Gedung2 yg menjulang di Jakarta, ditengah ego
materrialistis, ditengah individualisme& fragmatisme, saya berharap
menemukan seorang anak bangsa yg jujur?

# Penyebab utama kerusakan hati:
1.Tidur terlalu malam dan bangun terlalu
siang adalah penyebab paling utama.
2.Tidak buang air di pagi hari.

...3.Pola makan terlalu berlebihan.
4.Tidak makan pagi.
5.Terlalu banyak
mengkonsumsi obat-obatan.
jagalah hati dan kesehatanmu teman?...

Rabu, 30 Juni 2010

Kita Renungkan Yuk!...Ini Kiasan Kisah Perjuangan FPI

Mengapa kalau para preman bisa berkumpul di partai dianggap bela NKRI
sedangkan orang berjubah harus dibantai merusak tatanan negeri?

Mengapa para tersangka (koruptor,bajiangan,pezinah dll) waktu di dakwah selalu berpakaian islami,
sedangkan waktu berbuat melanggar aturan Ilahi...

Mengapa seorang biarawati yang tertutup dari kepala hingga ujung jari kaki ia dihormati karena membaktikan dirinya untuk Tuhan,
sedangkan jika seorang muslimah melakukannya, ia sering dicap "tertindas"?

Mengapa seorang Yahudi bisa memelihara janggutnya dan ia dipandang sedang melaksanakan kepercayaannya, dan ketika seorang Muslim melakukannya ia adalah seorang ekstrimis?

sumber:http://www.facebook.com/home.php?#!/notes/gus-yasir/kita-renungkan-yuk/404260657510
Jika seorang wanita barat tinggal di rumah dan merawat rumah beserta anak-anaknya, ia dianggap tengah berkorban dan berbuat baik untuk rumahtangganya, tetapi jika seorang perempuan Muslim melaksanakannya ia dianggap "perlu dimerdekakan".

Mengapa jika seorang anak meraih keberhasilan pada suatu disiplin ilmu, ia dianggap berpotensi, tetapi jika ia membaktikan dirinya pada Islam, ia dianggap tak ada harapan?

Ketika seorang Kristen membunuh seseorang, agama tidak pernah disebut-sebut (contohnya teroris IRA), tetapi ketika seorang Muslim dituduh dengan suatu tindakan kriminal, Islamlah seolah-olah yang diadili?

Tetapi kemudian, mengapa meskipun semua itu terjadi,
Islam tetap merupakan agama yang berkembang tercepat di dunia?

Renungkanlah selama 60 detik dan katakanlah!
Lihat apakah setan akan menghentikannya.

Yang perlu anda lakukan adalah:
Ucapkan:
Subhaan-Allah
Alhamdu-Lillah
Allaahu-Akbar
Laa Ilaaha Illa-Allaahu Muhammadur Rasoolullah
Allaahumma Shalli `Alaa Sayyidina Muhammad-wa `Alaa Aalihi wa Shahbihi Wasallim

Jumat, 28 Mei 2010

6 Tipu Daya Paling Berbahaya


"Menurutku, ada 6 hal yang termasuk tipuan paling besar.

1. Mengharapkan ampunan dari Allah, tetapi terus menerus melakukan dosa tanpa penyesalan
2. Merasa dekat dengan Allah, tetapi tidak melakukan ketaatan
3. Menunggu tanaman surga, tetapi selalu menyemai benih amalan neraka
4. Mencari istana orang-orang taat, tetapi selalu berbuat maksiat
5. Menanti pahala, tetapi tak mau beramal
6. Mendambakan kasih sayang Allah, tetapi selalu melanggar ketentuanNYA."
( Yahya bin Mu'adz radhiyallahu anhu )

Sobat RKI, yuk mari kita sama-sama memelihara diri dari segala perbuatan yang bisa menjadi penyebab hal-hal di atas.

Selalu ingat Allah dimanapun, kapanpun & sampai kapanpun.

Semoga Allah senantiasa meridhoi ... amiin

di ambil dari: Catatan RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF: 6 Tipu Daya Paling Berbahaya

Menetapkan Arah Qiblat dengan Bayangan Sinar Matahari

Mengetahui arah qiblat menjadi penting bagi umat Islam karena ia menjadi rujukan dalam melaksanakan sholat.

"Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya ... " (Al Baqarah: 144)

Prinsip dasar dalam menentukan arah qiblat adalah:
- Jika shalat di dalam Masjidil Haram, hadapkanlah wajah ke Ka'bah
- Jika berada di luar Masjidil Haram (tetapi masih di wilayah Makkah), maka hadapkanlah ke Masjidil Haram
- Jika berada di luar kota Mekkah, arahkan wajah ke kota Mekkah

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi sesungguhnya penetapan arah qiblat menjadi lebih mudah dan akurat, tidak sebagaimana di masa lalu yang hanya mengandalkan perkiraan.

Dengan mengetahui koordinat lokasi kota Mekkah (bahkan titik Ka'bah) dan koordinat posisi kita di muka bumi, maka arah Qiblat dapat ditetapkan. Sebagai contoh, dari perhitungan ini diperoleh hasil bahwa posisi kota Makkah terhadap Jawa Barat lebih kurang 65 derajat dari arah Utara ke Barat, atau 25 derajat dari arah Barat ke Utara. Arah tersebut kemudian dapat diketahui dengan bantuan alat Kompas ataupun yang lebih akurat dengan Teodolit.

Selain metode tersebut, ada metode yang lebih mudah dan sederhana dalam menentukan arah Qiblat yaitu dengan memanfaatkan bayangan sinar Matahari pada waktu-waktu Istimewa. Waktu istimewa adalah saat-saat matahari berada di atas atau di bawah kota Makkah (bahkan Ka'bah). Bila matahari tepat berada di atas kota Makkah (Ka'bah), bayangan seluruh benda di muka bumi otomatis dalam posisi segaris menjauhi kota Makkah (Ka'bah). Sebaliknya bila matahari tepat di bawah kota Makkah/Ka'bah (ingat bahwa bumi berbentuk bola), maka bayangan seluruh benda di muka bumi otomatis segaris menuju arah kota Makkah/Ka'bah.

Matahari tepat berada di atas kota Makkah selalu terjadi pada waktu-waktu berikut:
- 26 s/d 30 Mei, jam 16:18 WIB
- 14 s/d 18 Juli, jam 16:27 WIB

Sementara matahari berada di bawah kota Makkah pada tanggal:
- 12 s/d 16 Jan, jam 04:30 WIB
- 27 Nov s/d 1 Des, jam 04:09 WIB

Masing-masing jam tersebut dengan toleransi lebih kurang 5 menit.

Akhirnya, bagi anda yang berada di bagian Barat wilayah Indonesia silahkan mencoba metode sederhana ini nanti pada tanggal 26 s/d 30 Mei 2010, pukul 16:18 WIB. Paling akurat di tanggal 28 Mei. Bagi yang berada di wilayah Timur Indonesia tentunya tidak memungkinkan karena pada jam tersebut sudah kondisi malam. Anda yang berada di wilayah Timur Indonesia bisa melakukannya pada tanggal 12 s/d 16 Jan dan 27 Nop s/d 1 Des nanti.

Sekedar tips, bagi yang tinggal di perkotaan dan banyak terhalang gedung tinggi anda bisa mencari lokasi yang lebih tinggi (misal di atas gedung) yang sinar matahari tidak terhalang oleh apapun.

Oh iya, tentunya jika cuaca mendung hal ini juga tidak bisa dilakukan.

Selamat mencoba, dan jangan lupa barangkali arah qiblat masjid anda ternyata selama ini belum pas, mualai saat itu bisa anda koreksi. Tidak harus membongkar masjid, cukup dengan menggeser shaf dan karpetnya saja. Tentunya harus dibicarakan terlebih dahulu dengan seluruh pengurus DKM, agar tidak ada salah paham. Untuk konsultasi silahkan hubungi Kementrian Agama dalam hal ini Kantor Urusan Agama setempat.

Wassalam.

sumber:catatan facebook,Abu Rasyidah Judy Muhyiddin

Kamis, 01 April 2010

Berbagi Cerita

Hati-hati berbicara dan menulis kata-kata….ALLAH kuasa membalasnya seketika itu juga

Kisah 1 : Lelaki Keledai
Kisah ini terjadi di Universitas 'Ain Syams, fakultas pertanian di Mesir. Sebuah kisah yang amat masyhur dan diekspos oleh berbagai media massa setempat dan sudah menjadi buah bibir orang-orang di sana.
Pada tahun 50-an masehi, di sebuah halaman salah satu fakultas Mesir, berdiri seorang mahasiswa sembari memegang jamnya dan

membelalakkan mata ke arahnya, lalu berteriak lantang, "Jika memang Allah ada, maka silahkan Dia mencabut nyawa saya satu jam dari sekarang!."

Ini merupakan kejadian yang langka dan disaksikan oleh mayoritas mahasiswa dan dosen di kampus tersebut. Menit demi menit pun berjalan dengan cepat hingga tibalah menit keenampuluh alias satu jam dari ucapan sang mahasiswa tersebut. Mengetahui belum ada gejala apa-apa dari ucapannya, sang mahasiswa ini berkacak pinggang, penuh dengan kesombongan sembari berkata kepada rekan-rekannya, "Bagaimana pendapat kalian, bukankah jika memang Allah ada, sudah pasti Dia mencabut nyawa saya?."

Para mahasiswapun pulang ke rumah masing-masing. Diantara mereka ada yang tergoda bisikan syaithan sehingga beranggapan, "Sesunguhnya Allah hanya menundanya karena hikmah-Nya di balik itu." Akan tetapi ada pula diantara mereka yang menggeleng-gelengkan kepala dan mengejeknya.

Sementara si mahasiswa yang lancang tadi, pulang ke rumahnya dengan penuh keceriaan, berjalan dengan angkuh seakan dia telah membuktikan dengan dalil 'aqly yang belum pernah dilakukan oleh siapapun sebelumnya bahwa Allah benar tidak ada dan bahwa manusia diciptakan secara serampangan; tidak mengenal Rabb, tidak ada hari kebangkitan dan hari Hisab. Dia masuk rumah, dan rupanya sang ibu sudah menyiapkan makan siang untuknya sedangkan sang ayah sudah menunggu sembari duduk di hadapan hidangan. Karenanya, sang anak ini bergegas sebentar ke 'Wastapel' di dapur. Dia berdiri di situ sembari mencuci muka dan tangannya, kemudian mengelapnya dengan tissue. Tatkala sedang dalam kondisi demikian, tiba-tiba dia terjatuh dan tersungkur di situ, lalu tidak bergerak-gerak lagi untuk selama-lamanya.

Yah…dia benar-benar sudah tidak bernyawa lagi. Ternyata, dari hasil pemeriksaan dokter diketahui bahwa sebab kematiannya hanyalah karena ada air yang masuk ke telinganya!!.

Mengenai hal ini, Dr.'Abdur Razzaq Nawfal -rahimahullah- berkata, "Allah hanya menghendaki dia mati seperti keledai!."
Sebagaimana diketahui berdasarkan penelitian ilmiah bahwa bila air masuk ke telinga keledai atau kuda, maka seketika ia akan mati ?!!!.
(Sumber: Majalah "al-Majallah", volume bulan Shafar 1423 H sebagai yang dinukil oleh Ibrahim bin 'Abdullah al-Hâzimiy dalam bukunya "Nihâyah azh-Zhâlimîn", Seri ke-9, h.73-74)



Kisah 2 : Wanita sengsara….Ketika Allah mengabulkan permintaan 'vila'nya di neraka….

Kisah ini ditulis oleh redaksi majalah Al-Manar, Mesir. Ia mengisahkan, "Musim panas merupakan ujian yang cukup berat, terutama bagi seorang muslimah. Ia dituntut untuk tetap mempertahankan pakaian kesopannanya. Gerah dan panas tak lantas menjadikan mereka menggadaikan etika. Berbeda dengan musim dingin, dengan jilbab, kehangatan badan bisa terjaga. Jilbab memang memiliki manfaat multi fungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, dari kairo ke Alexandria, di sebuah mikrobus, ada seorang gadis muda yang berpakaian kurang layak untuk di deskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan.

Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja, cara berpakaiannya mengundang "perhatian" orang didalam mikrobus tersebut.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa cara berpakaiannya bisa mengakibatkan sesuatu yang tidak baik bagi dirinya sendiri. Di samping mengingatkan bahwa cara berpakaian seperti itu melanggar aturan syar'i. Orang tua tersebut berbicara agak hati-hati dan pelan-pelan, sebagaimana layaknya seorang bapak berbicara kepada anaknya.

Tapi apa respon perempuan muda tersebut ? rupanya dia tersinggung lalu ia mengekspresikan kemarahannya dengan berkata, "Jika memang bapak mau, ini ponsel saya, tolong pesankan saya tempat di neraka tuhan anda !"Orang tua tersebut hanya bisa beristighfar sembari mengelus dadanya; kasihan nian gadis itu, semoga Allah memberinya hidayah.

Detik-detik berikutnya suasana begitu senyap, penumpang mikrobus mulai terlelap dalam kantuk.

Hingga sampailah perjalanan di ujung tujuan. Kini para penumpang bersiap-siap untuk turun, tapi terhalangi oleh perempuan muda itu yang masih terlihat tidur.

"Bangunkan saja !" teriak seorang penumpang.
"Iya bangunkan saja" teriak penumpang lainnya.

Tapi perempuan muda tersebut tetap bungkam. Salah seorang penumpang lain mencoba mendekati si perempuan muda tersebut dan menggerak-gerakkan tubuh si gadis agar posisinya berpindah.

Namun Astaghfirullahal 'Azhim ! Apakah yang terjadi ? ternyata perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi, ia menemui ajalnya dalam keadaan memesan NERAKA.

Kontan seisi Mikrobus berucap Istghifar sembari menggeleng-gelengkan kepala. Sebuah akhir kehidupan yang menakutkan; mati dalam keadaan menantang ALLAH. Apakah Allah langsung memenuhi permintaan 'vila'nya untuk tinggal di neraka sana ????


Semoga kita bisa mengambil hikmahnya. Kepada teman-teman yang mau copas sangat dipersilahkan. Silahkan antum sebarkan ke teman-teman antum.

Salam ukhuwah dari akhukum fillah, Ibnu Abdul Bari el-afiifi.

Hati-hati Maksiat

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Ad-Da’ Wa Ad-Dawa’ menyebutkan riwayat-riwayat berikut ini (hlm 72-74): Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, bahwasanya beliau dan seorang lagi masuk menemui ibunda ‘Aisyah radhiallahu anha, lalu orang tersebut berkata: “Wahai Ummul Mukminin! Beritahukanlah kepada kami tentang gempa.”

Ibunda ‘Aisyah radhiallahu anha menjawab: “Apabila mereka telah menghalalkan perzinahan, khamer dan alat musik, maka Allah subhanahu wa ta’ala marah di langitNya dan berfirman kepada bumi: “Bergoncanglah atas mereka! Jika mereka bertaubat dan meninggalkan perbuatan tersebut (berhentilah), jika tidak, maka hancurkanlah mereka!”
Orang tersebut berkata: “Wahai Ummul Mukminin! Apakah itu adzab atas mereka?” Beliau menjawab: “Itu adalah peringatan dan rahmat bagi orang-orang beriman, dan hukuman, adzab serta murka atas orang-orang kafir.”

Anas radhiallahu anhu berkata: “Aku tidak pernah mendengar hadis sepeninggal Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam yang lebih menyenangkanku daripada hadis ini.”


Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah meriwayatkan dari Shafiyyah radhiallahu anha, beliau berkata: “Bumi bergoncang di Madinah pada masa Umar radhiallahu anhu, lalu beliau berkata: “Wahai manusia! Ada apa ini? Alangkah cepat penyimpanganmu! Kalau sekiranya bumi telah kembali seperti semula aku tidak akan tinggal bersamamu di sana.”

Berkata Ka’ab rahimahullah: “Sesungguhnya terjadinya gempa bumi adalah apabila dilakukan kemaksiatan di atasnya, lalu bumipun bergetar takut apabila Allah subhanahu wa ta’ala mengetahuinya."

sumber:http://id.mc767.mail.yahoo.com/

Minggu, 28 Februari 2010

Daur air dan kehidupan

Setiap saat, miliaran liter air berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu menuju daratan. Kehidupan bergantung pada daur air ini. Andai manusia mencoba mengatur daur ini, ia tidak akan pernah berhasil, sekalipun menggunakan semua teknologi yang ada di dunia. Walaupun demikian, kita memperoleh air, yang merupakan syarat kehidupan yang utama dan terpenting, melalui penguapan tanpa mengeluarkan biaya maupun energi. Setiap tahunnya 45 miliar liter kubik air menguap dari lautan. Air yang menguap tersebut dibawa angin melintasi daratan dalam bentuk awan. Setiap tahun 3-4 miliar liter air dibawa dari lautan menuju daratan, menuju manusia.

Singkatnya, air yang daurnya tidak dapat kita atur, dan yang tanpanya kita tidak dapat hidup lebih dari beberapa hari dikirim kepada manusia dengan cara yang sangat istimewa.
Al Quran mengingatkan kepada kita bahwa hal ini merupakan salah satu bukti yang harus kita syukuri:

“Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?” (QS. Al Waaqi'ah, 56: 68 70)

Air Turun ke Bumi Menurut Kadar Tertentu

Dalam ayat kesebelas surat Az-Zukhruf, hujan didefinisikan sebagai air yang dikirimkan “menurut kadar”. “Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan).”
Sudah tentu, hujan turun ke bumi dalam takaran yang tepat. Takaran pertama yang berhubungan dengan hujan adalah kecepatan turun-nya. Benda yang berat dan ukurannya sama dengan air hujan, bila dijatuhkan dari ketinggian 1.200 meter, akan mengalami percepatan terus-menerus dan jatuh ke bumi dengan kecepatan 558 km/jam. Akan tetapi, tata-rata kecepatan jatuhnya air hujan hanyalah 8-10 km/jam.

Air jatuh ke bumi dengan kecepatan yang rendah karena titik hujan memiliki bentuk khusus yang meningkatkan efek gesekan atmosfer dan membantu hujan turun ke bumi dengan kecepatan yang lebih rendah. Andaikan bentuk titik hujan berbeda, atau andaikan atmosfer tidak memiliki sifat gesekan, bumi akan menghadapi kehancuran setiap turun hujan. Hal ini menjadi jelas hanya dengan melihat angka-angka di bawah ini secara sekilas.

Ketinggian minimum awan hujan adalah 1.200 meter. Efek yang ditimbulkan oleh satu tetes air hujan yang jatuh dari ketinggian tersebut sama dengan benda seberat 1 kg yang jatuh dari keting-gian 15 cm. Awan hujan pun dapat ditemui pada ketinggian 10.000 meter. Pada kasus ini, satu tetes air yang jatuh akan memiliki efek yang sama dengan benda seberat 1 kg yang jatuh dari ketinggian 110 cm.

Dalam satu detik, kira-kira 16 juta ton air menguap dari bumi. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi dalam satu detik. Dalam satu tahun, diperkirakan jumlah ini akan mencapai 505x1012 ton. Air terus berputar dalam daur yang seimbang berdasarkan “takaran”.

Subhanallah!

Sumber: kopas,catatan facebook Gie Irawan
Manusia dan Alam Semesta, Harun Yahya.

Minggu, 21 Februari 2010

Catatan -Imam Auliya-: WANITA DAN AIR MATA

Terkadang ada hal yang membuatku bertanya-tanya tentang wanita,
Meski tak semua wanita bersikap demikian,
Namun inilah yang aku saksikan dari kebanyakan mereka,
Wanita dan air mata, sungguh dua perkara yang sangat akrab.

Di mataku, sebagai seorang yang awam tentang kaum hawa,
Sering ku menyaksikan wanita itu menangis tanpa alasan dan sebab yang jelas,
Namun satu yang ku yakini, bahwa tak mungkin ada kepulan asap tanpa adanya api yang menyulut,
Mungkin demikian pula halnya dengan tangisan setiap wanita, selalu ada makna yang tersembunyi di baliknya.

Tak jarang aku menyaksikan seorang ibu yang tiba-tiba menangis tatkala ia luput dari pandangan anak atau suaminya,
Namun dengan sigapnya pun ia menyeka air matanya tatkala perhatian sang anak atau sang suami mulai tertuju padanya,
Sungguh pemandangan yang sangat menarik dan penuh makna bagiku,
Seoarang ibu dari kaum hawa dengan lihai menyembunyikan kesedihannya demi stabilitas kebahagiaan orang-orang di sekitarnya.

Itulah wanita, makhluk yang diciptakan Allah Al-Kholiq Jalla wa A'laa dengan berbagai keutamaan,
Ia dikaruniai bahu yang lembut nan nyaman sebagai sandaran bayi yang tengah terlelap, namun juga kokoh untuk memikul berbagai beban dunia dengan segala hiruk pikuknya,
Ia pun dikaruniai perangai yang lembut dan kesabaran yang luar biasa dalam merawat keluarganya dengan penuh ketulusan dan cinta kasih tanpa keluh kesah,
Ia pun dikarunia ketegaran dan keperkasaan sehingga ia mampu tetap bertahan dan pantang menyerah tatkala yang lainnya mulai terbentur oleh keputus asa-an,
Ia pun dikarunia kekuatan untuk melindungi suami dan anak-anaknya dari keterpurukan tatkala tengah berada di masa-masa sulit, sebagaimana di dalam tubuh manusia tulang rusuklah yang sangat setia melindungi jantung dan hati dari berbagai hantaman dari luar yang senantiasa mengancam eksistensinya,
Ia pun dikaruniai jiwa yang teramat besar yang menyebabkan cintanya kepada anak-anaknya tak mudah pudar meski tak jarang ia menerima cerca yang memilukan dari anaknya sendiri -wal 'iyadzubillah-,
Dan mungkin juga karenanya ia dikaruniai air mata ketabahan sebagai salah satu keutamaan baginya, yakni sebagai sejata yang dapat ia gunakan kapanpun ia butuhkan tatkala ia ingin berontak akan segala kepenatan yang ada, namun ia tak sanggup menyalahi fitrahnya selaku makhluk yang penuh dengan kelembutan.

AIR MATA SEORANG WANITA ATAU IBU BUKANLAH SEBAGAI TANDA LEMAHNYA MEREKA, NAMUN JUSTRU SEBAGAI BUKTI BAHWA MEREKA BUKANLAH MAKHLUK YANG LEMAH YANG BOLEH SEENAKNYA DIJAJAH OLEH KAUM YANG MERASA KUAT, BETAPA BANYAK DI ANTARA WANITA ATAU IBU ITU YANG SESUNGGUHNYA TERMASUK MAKHLUK YANG KUAT, DIMANA KEJENUHAN YANG SEHARUSNYA TERLAMPIASKAN OLEH AMUKAN YANG DAHSYAT, MAMPU IA REDAM SECARA BIJAK CUKUP DENGAN ALIRAN AIR MATA DALAM KESUNYIANNYA HINGGA TAK MEMBAHAYAKAN ORANG LAIN DISEKITARNYA.

Wanita dan air mata,
Wallahu a'lamu humaa,
Wanita dan air mata,
Sungguh ku masih tak mengerti secara sempurna, misteri agung apa yang tersembunyi di balik keduanya.




(Dari Sebuah Bilik Di Kota Makassar, Jum'at Mubarak 5 Robi'ul Ulaa 1431 H / 19 Februari 2010).


NB:
Note ini hanya bertujuan sebagai bahan renungan bagi siapa saja yang merasa membutuhkannya, agar kelak setiap orang mau belajar menghargai setiap wanita dengan air mata mereka (para wanita), hatta tidak ada lagi kaum yang berbuat dzholim dengan merendahkan dan meremehkan kaum wanita hanya karena air matanya yang mudah meleleh.
Adapun jika di dalam note ini terdapat kata-kata yang mungkin saja menyalahi Al-Qur'an ataupun As-Sunnah (wallahu a'lam) maka kami mohon maaf atas segala kekhilafan yang sungguh tak kami sengaja, dan kami senantiasa memohon ampun kepada Allah Al-Ghofur Jalla wa A'laa atas kehilafan tersebut yang mungkin adanya.
Semoga bermanfaat.
Min Al Faqir Ilallah -Imam Auliya-

Jumat, 19 Februari 2010

facebook addict

Gila kerja, meskipun hal itu berdampak kepada bertambahnya pendapatan, tetap saja ada yang dikorbankan. Salah satunya, waktu berharga bersama keluarga. Gila belajar, meskipun ada manfaatnya, namun tetap saja ada yang diabaikan. Salah satunya, kita menjadi pribadi yang hanya fokus kepada belajar, belajar, dan belajar. Padahal, ada waktu yang juga kita alokasikan untuk istirahat, berhubungan dengan orang banyak dari berbagai kalangan. Gila belanja? Wah, itu berdampak tidak baik bagi diri kita, meskipun ada manfaat bagi para penjual produk karena produknya pasti laku kalo di dunia ini banyak orang yang gila belanja.

Ngomong-ngomong soal kecanduan, ternyata nggak cuma narkoba yang bisa bikin orang kecanduan. Seks bisa bikin orang kecanduan juga lho. Kalo itu dilakukan suami-istri sih nggak masalah. Yang jadi masalah adalah ketika dilakukan bukan mahrom. Kita prihatin dengan seks bebas yang kian marak dilakukan remaja dan orang dewasa yang lemah iman tapi kuat nafsunya. Obat-obatan tertentu pun bisa bikin orang ketagihan untuk terus mengkonsumsi. Ada ketagihan yang lain nggak? Hehehe.. ada. Ya, salah satunya ketagihan untuk online. Sebelum ada situs jejaring sosial bernama Facebook, orang sudah banyak menghabiskan waktu di depan komputer untuk chatting, untuk kumpul-kumpul di komunitas grup diskusi. Apalagi kalo udah berselancar nyari data. Bisa data yang bermanfaat, maupun data yang tidak bermanfaat. Situs porno pun jadi tempat mangkal netter yang ketagihan cerita dan gambar erotis. Belum lagi game online. Halah makin tekun deh tuh di depan komputer!

Maniak-online juga bisa membahayakan lho, meskipun ada manfaatnya. Ya, kalo seharian online, apa nggak bosen tuh? Facebook-an seharian apa nggak pegel? Kalo sampe kamu ngerasa kehilangan Facebook sehari aja, itu tandanya kamu sudah kecanduan. Uring-uringan kayak orang kebakaran kumis (bagi yang punya kumis tentunya), kalo yang nggak punya kumis, ya ibarat orang kebekaran bulu keteknya. Hihihi.. atau bisa juga ibarat yang punya pantat bisulan (apa hubungannya?). Ada, yakni nggak mau diem dan merasa paling menderita. Duduk nggak bisa, jalan pegel. Ngarang deh!

Bro en Sis, kalo sampe tiap hari kamu merasa kudu online terus di Facebook, waspadalah! Sebab, bisa jadi kamu mulai terkena gejala Facebook Addict alias kecanduan Facebook. Bawaannya liat hape pengennya langsung browsing dan yang terbayang di pikirannya logonya Facebook plus teman-teman dunia maya tempat ngumpul bareng secara virtual. Pengen tahu “status” terbaru teman-teman yang ada dalam list kita. Penasaran dengan apa yang dikerjakan mereka saat ini. Geregetan pengen nyapa, pengen cari informasi, pengen komentar, pengen ngasih “jempol” tanda suka dengan statusnya. Bener lho. Saya, pada awal-awal kenal Facebook, meski nggak sampe ‘gila’, tapi sering nongkrong di situs jejaring sosial. Cuma kalo saya tertantangnya pengen mengeksplorasi apa aja fitur dan fungsinya. Diulik (bukan diulek lho!) semua fitur yang ada. Satu per satu saya cobain dan praktikkan. Setelah merasa puas, barulah jarang buka-buka lagi. Toh, cuma “gitu-gitu” aja. Saya lebih memilih memfungsikan semaksimal mungkin fitur yang cocok untuk berbagi manfaat dengan teman lainnya. Kalo cuma update status mah hal yang gampang dan biasa. Hehehe.. bukan sok ya, tapi bagi saya nggak terlalu istimewa. Kecuali kalo update status isinya sensasional kayak yang pernah dilakukan Evan Brimob, baru dah tuh status jadi banyak dicari dan tentunya banyak dicaci-maki. Phew!

Yuk, kita kalkulasikan waktu yang kita korbankan untuk ngenet dan mangkal di Facebook dengan waktu kita di tempat lain yang lebih bermanfaat. Misalnya, dalam sehari kita nongkrong di Facebook minimal 5 jam, itu udah parah lho. Berarti dalam sebulan waktu yang habis untuk ‘bermesraan’ dengan situs jejaring sosial ini adalah (150 jam, yakni 30 hari dikali 5 jam). Silakan hitung sendiri jika dikonversi dengan duit yang kudu dikeluarkan untuk beli pulsa telepon. Juga yang terpenting, soal memanfaatkan waktunya itu lho. Waktu 5 jam itu kalo dibagi-bagi buat istirahat, belajar, dan bekerja bisa sangat berharga.

Oya, waktu yang dipake 5 jam sehari untuk Facebook-an itu, baik waktu 5 jam itu secara berturut-turut atau memanfaatkan waktu di sela-sela aktivitas lain, tetap aja ada waktu yang secara khusus dialokasikan untuk main-main di Facebook. Saya kok nggak merasa yakin kalo remaja yang mangkal di Facebook itu memanfaatkannya dengan kebaikan. Masih ragu gitu lho. Soalnya, yang saya tahu lebih banyak dipake sekadar “hiburan” dan “main-main” saja. Mungkin ada juga yang memanfaatkan untuk dakwah misalnya, tapi jumlahnya tak sebanyak yang dipake untuk main-main. Sori ya, bukan nuduh tapi emang ada faktanya.

So, waktu 5 jam sehari main Facebook aja udah kebanyakan, apalagi yang lebih dari 5 jam sehari online terus, bisa-bisa jadi manusia online deh. Itu namanya udah sampe taraf kecanduan lho. Ati-ati jangan sampe kamu terkena Facebook Addict. Pikirin lagi sebelum berbuat, dan yang pasti, kamu tinggal lebih banyak di dunia nyata. Bukan di dunia maya dan bukan cuma di Facebook. Ok? Dunia tak seluas “update status, news feed, atau note” di Facebook. Manfaatkan waktumu dengan cara yang benar dan sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan hidupmu dan bekal di akhirat kelak. Akur ya? Harus! (ciee… saya kok jadi ngatur-ngatur gini?). Ngatur-ngatur? Kalo untuk kebaikan, kenapa nggak? Yes

Oleh Solihin http://mediaislamnet.com/2010/02/facebook-addict/

Cewek Favorit

Cewek favorit, begitu judul artikel di sebuah majalah remaja ibukota. Isinya, laporan tentang remaja yang banyak disenangi laki-laki di sekolahnya. Cirinya sama, cantik, modis, dan biasa berlengggak-lenggok di atas catwalk.

Pembahasannya pun tak jauh dari seputar perawatan tubuh, perlengkapan mandi, tipe cowok yang disenangi, dan syarat yang harus dimiliki seorang cowok untuk mendekati mereka. Dengan semua itu, mereka baru layak disebut cewek favorit dan remaja masa kini.


Data Lain

Jika standar yang menjadi acuan untuk menjelaskan seorang wanita masa kini adalah umbar kecantikan, kebolehan dalam memamerkan aurat, dan kecanggihan dalam berinteraksi dengan lawan jenis, maka tak aneh jika Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi, Kantor BKKBN Pusat, dr. Siswanto Agus Wilopo, seperti dikutip Republika, mengatakan bahwa saat ini ada sekitar satu miliar penduduk usia remaja memasuki perilaku reproduksi dan seksual yang dapat membahayakan dan mengancam kehidupannya.

“Ada 15 juta perempuan remaja melahirkan anak, sebagian sudah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Sekitar 42 juta penduduk saat ini menderita HIV/AIDS dan hampir separuh dari mereka mengidap penyakitr tersebut saat masih remaja,” ungkap Siswanto seperti dikutip Republika.

Berbagai data pun menunjukkan, remaja saat ini sudah nekad dan tak berpikiran panjang. Dalam sebuah penelitian ditunjukkan bahwa sudah banyak remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum usia 19 tahun. Misalnya, survey di 12 kota dan di kota Medan beberapa tahun lalu menunjukkan perkiraan angka sekitar 5,5 - 11 %. Sedangkan remaja usia 15 - 24 tahun adalah 14,7 – 30 %.

Bayangkan jika penduduk usia remaja di Indonesia berjumlah 42,5 % (sensus tahun 2000), terdapat 10 % dari mereka yang menyatakan dirinya aktif secara seksual. Maka ada sekitar 4,3 juta remaja yang menghadapi berbagai resiko kesehatan reproduksi. Bayangkan, 4,3 juta remaja Indonesia berperilaku semacam ini. Ini pun baru 10 % dari remaja. Bagaimana bila 40 - 50 % yang melakukannya. Berarti sekitar 20 juta remaja, 10 % dari jumlah penduduk Indonesia.

Lebih ironis lagi bila kita melihat data WHO yang menyebutkan, setiap tahun ada sektiar 500 ribu perempuan meninggal dunia karena melahirkan dan lebih dari 65 ribu diantaranya adalah remaja perempuan yang meninggal karena aborsi. Inikah yang namanya cewek masa kini atau cewek favorit?



Wanita dalam Islam

Padahal Islam menempatkan wanita muslimah dalam kedudukan yang sangat tinggi. Ia mempunyai pengaruh yang besar di dalam kehidupan setiap muslim. Wanita adalah sekolah pertama dalam membangun masyarakat yang shalih jika ia berjalan sesuai petunjuk al-Qur’an dan as-Sunnah. Lihatlah bagaimana al-Qur’an memuat banyak ayat yang menunjukkan betapa penting peran kaum wanita, baik sebagai ibu, istri, saudara, maupun sebagai anak.

Islam sangat memuliakan wanita. Diperintahkannya para wanita untuk menggunakan hijab agar mereka tidak diganggu, Allah mengatakan dalam surat al-Ahzab ayat 59, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Seorang wanita muslimah tak akan membiarkan tubuhnya di santap mata liar laki-laki yang bukan suaminya. Ia akan menjaga harga diri dan kemuliaannya dengan menggunakan hijab sebagaimana yang Allah subhanahu wa ta’ala perintahkan. Allah lah yang lebih tahu hal yang terbaik untuknya.

Wanita-wanita yang taat kepada segala putusan dari Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya, “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. al-Ahzab : 36)

Jadi, mana yang layak menyandang gelar cewek favorit?

sumber;http://sobat-muda.com/content/view/68/33/

Duhai Akhwat Idaman...

Duhai akhwat idaman, dimanakah kau kini berada? Aku heran, mengapa kini aku terlalu sering menemukanmu dimana-mana, apakah kau tak lagi menjadi idaman para pengidam kesucian, tak lagi special, bak bidadari syurga yang hadir di bumi, tak pernah tersentuh jin dan manusia.

Tak kubayang, akhwatku hilang, tak lekang, dimakan jaman yang garang. Dulu kau tak terlihat, tapi aku tak perlu mencari-cari dirimu. Karena aku yakin kau ada, seperti keyakinanku beriman kepada yang ghoib. Semakin ghoib, semakin indah, semakin beriman. Wuih. Subahanallah.

Tapi kini kau tak lagi ghoib, kau begitu menyebar, kau begitu visual, kau begitu obral, sehingga justru aku kehilanganmu di antara kerumunanmu. Terlihat tapi tak terlihat, tak terlihat justru terlihat.

Duhai akhwatku, yang cantik menawan iman. Ketahuilah bahwa semakin ghoib dirimu maka semakin besar energi dirimu, sehingga semakin besar kualitas keakhwatanmu, maka semakin aku merindukanmu. Kami menyayangimu. Sayang sekali jika kau tak menyayangi dirimu sendiri lagi; dalam kekhawatiranmu yang berlebihan pada Tuhan.

Ku tahu kau berhijab dalam hizibmu. Tapi mengapa harus kau lupakan inti perjuanganmu, apakah karena hizibmu tidak lagi tegas padamu. Apakah identitasmu harus bergantung pada identitas hizibmu yang mulai teragu?

Ku yakin, kau tahu bahwa kau bagai perhiasan di mata ikhwan atau kawan. Dan karakter dari perhiasan adalah butuhnya sebuah atau banyak perhatian. Yang memperhatikan nikmat, yang diperhatikan bahagia. Dan biasanya perhiasan eksklusif berkarakter : diam, tersembunyi, dijaga ketat, personal & privacy, dan hanya orang-orang yang sudah menunaikan akad “jual beli” yang boleh memakainya. Kecuali perhiasan murahan, tak perlu akad spesial pun sudah bisa dipakai siapapun …. lalu menjadi manusia terbuang…na’udzubillahi min dzalik.

Duhai akhwat budiman kekasih ikhwan beriman, perhatikanlah bahwa kau adalah perhiasan terindah. Bisakah kau bayangkan, bahwa perhiasan itu “diam”nya saja sudah indah dan menggoda. Maka apa yang terjadi jika engkau pun bergerak – kesana kemari- sehingga mata ikhwan memandangmu, sengaja tidak sengaja, sebab syaitan itu cerdas dan bebas. Sedangkan ikhwan itu cerdas tapi terbatas. Karena ikhwan itu terbatas, maka kau harus membatasi diri dari pandangannya, agar syaitan usahanya pun terbatas menggoda manusia beriman, akhwat dan ikhwan.

Kuharap kau lebih banyak diam yang penuh gerakan, daripada gerakan yang membuat ikhwan terdiam. Pahamkah maksudku? Kau begitu indah untuk tidak diperhatikan, perhiasan itu begitu banyak yang memperhatikan, kadang saling bersaing antara satu perhaiasan dengan perhiasan lainnya, bersaing untuk diperhatikan… tentu saja karena adanya perhatian. Perhatian hadir karena adanya sumber perhatian dan adanya yang memperhatikan.

Fokus dakwah pun kadang berubah, bahasan bab menikah dan poligami lebih menjadi perhatian daripada bagaimana cara memperjuangkan dakwah ini, dan mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah, Ilahi Robbi?

Duhai akhwat, kau bukan syahwat; ku tak menyalahkanmu, tapi marilah mulai hari ini sama-sama kita mengambil porsi yang tidak melampaui suci. Sebab akhwat itu wanita, dan wanita itu makhluk indah sejati yang penuh perasaan, maka perlu diberikan banyak batasan. Agar perasaannya tidak meluap dan tumpah di sembarang nyawa. Jika satu atau dua batasan sudah mulai dianggap tak membatasi, maka berkhawatir dirilah jika engkau kesulitan mengontrol perasaanmu yang agung itu….

Wahai akhwat sejati, bukanlah karena cantikmu engkau diperhatikan, tapi karena diperhatikanlah engkau menjadi cantik. Berterimakasihlah kepada orang-orang yang memperhatikanmu, dan bersyukurlah kepada Allah agar DIA tetap memperhatikanmu. Kalau Allah yang memperhatikanmu, maka para ikhwan beriman pun insya Allah tak sungkan tuk memperhatikanmu. Tapi kalau perhatian manusia yang engkau kejar, maka kemanakah kau tempatkan perhatian Tuhanmu, dari hatimu yang agung, wahai calon ibu, wanita yang paling perhatian….dan butuh perhatian. Harus diperhatikan.

Wallahu alam

http://cahaya-semesta.com

============================================

Jumat, 22 Januari 2010

Cara Memahami Islam Dengan Benar

Oleh: Pengasuh Buletin an-Nur Yayasan al-Sofwa

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menjadikan kita sebagai manusia yang terlahir dan besar dalam keadaan Islam. Ini merupakan nikmat terbesar yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan hanya pada orang-orang yang Dia kehendaki. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya):

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. al-Maidah : 3)

Ibnu Katsir rahimahullah dalam mengomentari ayat ini mengatakan, bahwa ini (Islam) adalah nikmat terbesar Allah Subhanahu wa Ta’ala atas umat ini, yang mana Allah telah menyempurnakan agama ini bagi mereka. Maka mereka tidak lagi membutuhkan kepada agama selain Islam dan kepada Nabi selain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Oleh karena itu, Allah telah menjadikan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penutup para Nabi dan mengutus Beliau kepada manusia dan jin. Maka tidak ada lagi penghalalan kecuali apa-apa yang telah Beliau halalkan dan tidak ada lagi pengharaman kecuali atas apa-apa yang telah Beliau haramkan dan tidak ada yang merupakan bagian dari agama kecuali dengan apa-apa yang telah Beliau syari’atkan. Semua yang Beliau sampaikan adalah benar dan tidak ada kedustaan di dalamnya sedikit pun.

Dengan ayat ini pula Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyempurnakan iman orang mukmin sehingga mereka tidak lagi membutuhkan penambahan ataupun pengurangan terhadap syari’at agama ini selamanya. Kalau hal ini benar-benar dipegang oleh seorang Muslim, niscaya tidak akan muncul berbagai bid’ah (sesuatu yang diada-adakan yang tidak ada asalnya dari al-Qur’an dan as-Sunnah) dan perpecahan dalam agama ini yang mengakibatkan kita memahami Islam tidak seperti yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Selanjutnya akan muncul pertanyaan, bagaimana manhaj (metode) dalam mempelajari, memahami dan mengamalkan Islam secara benar? Jawabannya adalah jika manhaj (metode) yang kita tempuh sesuai dengan hal-hal yang akan diterangkan berikut ini:

1. Kitabullah/al-Qur’anul-Karim
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya):“Dan al-Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkahi, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (QS. al-An’am : 155)

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya):

“Sesungguhnya aku tinggalkan bagimu dua perkara, salah satunya ialah Kitabullah (al-Qur’an) yang merupakan tali Allah. Barangsiapa mengikutinya maka ia berada di atas hidayah dan barangsiapa yang meninggalkannya berarti ia dalam kesesatan.” (HR. Muslim)
2. as-Sunnah yang Shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam memahami dan mengamalkan kandungan al-Qur’an kita memerlukan as-Sunnah yang berisi penjelasan terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang masih bersifat global. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya):“Dan Kami telah menurunkan kepadamu adz-Dzikr (al-Qur’an), agar kamu (Muhammad) menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkannya.” (QS. an-Nahl : 44)

Pada hakikatnya segala sesuatu yang diucapkan oleh Rasulullah juga merupakan wahyu dari Allah sehingga wajib bagi kita untuk mentaati segala perintah beliau dan menjauhi segala larangannya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya):

Mentaati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berarti mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Firman-Nya menyebutkan (yang artinya):

“Barangsiapa yang mentaati Rasul maka sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak akan mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. an-Nisa’ : 80)

Firman-Nya yang lain (yang artinya):

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (QS. al-Hasyr : 7)
3. Atsar (Jejak) Para Sahabat
Para sahabat adalah orang-orang yang mendapat didikan langsung dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka yang lebih tahu tentang sebab-sebab turunnya ayat, kepada siapa ayat itu ditujukan dan bagaimana tafsiran dari ayat tersebut. Tidak heran bila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menobatkan mereka sebagai generasi terbaik sebagaimana sabda beliau:“Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabatku)…” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga telah memberikan keridhaan-Nya kepada mereka, sebagaimana firman-Nya (yang artinya):

“Orang-orang yang dahulu lagi pertama-tama masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka Allah ridha pada mereka dan mereka pun ridha pada Allah, dan Allah janjikan bagi mereka Surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. at-Taubah: 100)

Jika Subhanahu wa Ta’ala Allah sudah ridha pada mereka, pasti mereka adalah orang-orang yang benar dan selamat. Maka jika kita ingin selamat, kita juga harus mengikuti mereka dalam setiap sisi kehidupan kita, baik dalam hal akidah, akhlak, ibadah maupun muamalah. Sebagaimana keselamatan ini juga dijamin oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya (yang artinya):

“Umatku akan berpecah menjadi 73 golongan. Semuanya di Neraka kecuali satu. Mereka (para sahabat) bertanya: ‘Siapa satu golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?’ Jawab beliau: ‘Siapa saja yang seperti keadaanku dan para sahabatku pada hari ini.’” (Jami’ul-Ushul fi Ahadits ar-Rasul. Diriwayatkan Imam Ahmad, at-Tirmidzi dan lainnya, al-Hafizh menggolongkannya hadits hasan)

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan (yang artinya):

“Dan barangsiapa yang hidup diantara kalian sepeninggalku, maka ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur-Rasyidin setelahku. Peganglah erat-erat dan gigitlah ia dengan gigi-gigi gerahammu.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
4. Atsar (Jejak) Para Tabi’in dan Tabi’ut-Tabi’in
Tabi’in adalah murid para Sahabat, sedangkan tabiu’t-tabi’in adalah murid para tabi’in. Mereka ini bersama Sahabat dikatakan sebagai tiga generasi terbaik. Sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya):“Sebaik-baik manusia adalah generasiku (sahabatku), kemudian yang datang setelah mereka (tabi’in), kemudian yang datang setelah mereka (tabi’ut-tabi’in).” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dari apa yang telah diuraikan secara ringkas tadi, akhirnya kita mendapat jawaban sekaligus solusi dari pertanyaan: “Kenapa dalam Islam terdapat banyak golongan atau paham yang masing-masing mereka mengaku berpedoman pada al-Qur’an dan as-Sunnah?”

Jawabannya adalah: “Karena masing-masing golongan memahami al-Qur’an dan as-Sunnah dengan hawa nafsu atau logika atau perasaannya sendiri-sendiri. Dan solusi dari semua ini adalah mengembalikan lagi pemahaman Islam kita pada apa-apa yang pernah dipahami oleh Salafush-Shalih, yaitu tiga generasi pertama dari umat ini sebagaimana yang tersebut pada hadits di atas (yaitu Sahabat, Tabi’in dan Tabiut-Tabi’in).”

Semoga Allah senantiasa memudahkan langkah kita untuk selalu berjalan diatas jalan mereka. Amin.

(Soraya).
http://ahlussunnah.info/2009/12/26/artikel-ke-26-cara-memahami-islam-dengan-benar/

Benarkah Khilafah Islamiyah cuma 30 Tahun?...Atau sampai 1924?...

KHILAFAH atau penguasa umat Islam itu sudah selesai sejak masa terakhir khulafaurasyidin selama 30 tahun saja. Setelahnya hanyalah sultan, malik atau raja. Anehnya, Hizbuttahrir Indonesia (HTI) berteriak “histeris” agar mengganti UUD 45 dan Pancasila dengan konsep Islam. Bagaimana Al Qur’an dan Rasulullah saw menginformasikan tentang khilafah ini?

Khilafah dalam Al Qur’an
Saya bertanya kepada seorang kyai dari Buntet Pesantren ketika ditanyakan mengenai persoalan khilafah, beliau menyarankan agar membuka tafsir ayat 55 surat An Nur. Selengkapnya ayat itu berbunyi sebagai berikut:
وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (النور 55) Artinya: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An Nur: 55)
Dalam tafsir Al Ahkam, Imam Al Qurthubi, menulis bahwa ayat ini merupakan janji Allah subhanahu wata’ala kepada Rasul saw bahwasanya Allah swt akan mengutus pemimpin (khalifah) untuk manusia di bumi sebagaimana ayat 30 Al Baqarah. Tujuannya, tulis tafsir ini, untuk memberesi urusan pemerintahan dan agar manusia patuh terhadap peribadatan. Juga agar manusia aman dari rasa takut serta menghukum mereka yang bersalah.
Selanjutnya, sejarah menulis setelah Rasulullah saw wafat, khalifah mulai ada. Berturut-turut dipegang oleh Abu Bakar as Shiddiq ra, Umar bin Khattab ra, Utsman bin ‘Affan ra dan Ali bin Abi Thalib kw. Dari keempat khalifah ini maka Islam kemudian berkembang pesat
Namun sebelum Rasulullah saw wafat, Nabi telah berpesan seperti yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah ra: Nabi s.a.w bersabda: “Segala urusan pengikut Bani Israel akan diatur oleh para Nabi. Apabila seseorang Nabi itu meninggal dunia, dia akan digantikan oleh seorang Nabi yang lain. Tetapi sesungguhnya tidak akan ada Nabi selepasku. Pada suatu ketika nanti akan muncul Khalifah. Para Sahabat bertanya: Apakah yang anda perintahkan kepada kami? Nabi s.a.w menjawab: Patuhilah perlantikan khalifah yang pertama, kemudian yang seterusnya. Penuhilah hak-hak mereka, sesungguhnya Allah akan menanyakan tentang apa yang telah dipertanggungjawabkan kepada mereka”. (Al Bayan 1092)
Dari ayat ayat dan hadits shoheh ini menunjukkan akan pentingnya khalifah. Karena khalifah merupakan pemimpin umat Islam. Namun pengertian khilafah sebagaimana ayat dan hadits di atas menunjuk pada kepemimpinan (khalifah) setelah Kanjeng Nabi Muhammad saw. Khalifah di sini menunjuk kepada khulafaurrasyidin.
Masa Khalifah hanya 30 Tahun
Bagaimana kemudian sepeninggal Rasulullah saw apakah masih ada khalifah yang akan meneruskan kepemimpinan umat Islam? Kita bisa menyimak bebeberapa tulisan hadits yang diambil dari kitab-kitab shoheh di bawah tulisan ini sebagai dasar bagaimana kedudukan khalifah dalam Islam itu ternyata hanya berumur 30 tahun saja.
Dari hadits-hadtis tersebut, singkatnya bahwa “Al khilafatu mim ba’dii tsalatsuna sanatan” khalifah sepeninggalku hanya tiga puluh tahun. Salah satu contoh hadits itu misalnya dari Kitab Sunan Ahmad hadits no. 4029 :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خِلَافَةُ النُّبُوَّةِ ثَلَاثُونَ سَنَةً ثُمَّ يُؤْتِي اللَّهُ الْمُلْكَ مَنْ يَشَاءُ أَوْ مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ. [ سنن أبي داود 4029]
Rasulullah saw bersabda: “Khilafah kenabian itu (bertahan) selama 30 tahun kemudian Allah mendatangkan raja-raja kepada yang dikehendaki. (HR. Ahmad) dan masih banyak hadits-hadits sejenis di kitab-kitab lainnya. (Sunan Abi Dawud Hadtis no. 4029) Buat yang suka mempermasalahkan kata-kata Nabi soheh atau tidaknya, sedangkan kalau kata-kata Einstein tak pernah ditanyakan soheh tidaknya, sebaiknya merujuk sendiri ke kitabnya. (eh maaf kok agak sewot sih…. )
Hadits lain misalnya pada Kitab Sunan At Turmudzi hadits no. 2152
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْخِلَافَةُ فِي أُمَّتِي ثَلَاثُونَ سَنَةً ثُمَّ مُلْكٌ بَعْدَ ذَلِكَ
Rasulullah saw bersabda: “Khilafah pada umatku ada tiga puluh tahun setelah itu para raja (sebagai penguasanya). HR. Turmudzi.
Angka 30 tahun itu terbukti dari sejarah Khulafaurrasyidin yang empat itu semuanya pada masa khulafaurrasyidin. Selengkapnya syarah hadits tersebut menerangkan hitungan dan rincian 30 tahun itu dihitung pada masa khulafaurrasyidin.
قوله : ( الخلافة في أمتي ثلاثون سنة ) وفي رواية أبي داود : ” خلافة النبوة ثلاثون سنة ” . قال العلقمي قال شيخنا يعني الحافظ السيوطي : لم يكن في الثلاثين بعده صلى الله عليه وسلم إلا الخلفاء الأربعة وأيام الحسن , قال العلقمي : بل الثلاثون سنة هي مدة الخلفاء الأربعة كما حررته , فمدة خلافة أبي بكر سنتان وثلاثة أشهر وعشرة أيام , ومدة عمر عشر سنين وستة أشهر وثمانية أيام , ومدة عثمان إحدى عشرة سنة وأحد عشر شهرا وتسعة أيام , ومدة خلافة علي أربع سنين وتسعة أشهر وسبعة أيام Arti bebasnya : “Maksud ungkapan Nabi saw: “Khilafah umatku (masanya) 30 tahun”. Dan tulisan yang diriwayatkan oleh Abi Dawud: “Khilafah kenabian itu ada 30 tahun”. Menurut Al Ulqami, yang bersumber dari gurunya yaitu al Khafidz As Sayuti: bahwa tidak mungkin dalam angka 30 tahun khilafah setelah Nabi Saw wafat itu selain dari Khulafaurrasyidin. Tetapi 30 tahun itu sebetulnya adalah jumlah masa Khulafaurrasyidin yang empat: Kekuasaan Khalifah Abu Bakar Shiddiq ra [ 2 th + 3 bln+ 10 hr]; Khalifah Umar bin Khattab ra [10 tahun + 6 bulan + 8 hari]; Khalifah Utsman bin ‘Affan ra [ 11 th + 11 bl + 9 hr] Khalifah terakhir, Ali bin Abi Thalib ra [ 4 th + 9 bl + 7 hr) Jika dijumlah angka itu sama dengan ungkapan Nabi saw.
Romantisme Sejarah
Dari dalil naqli di atas sepertinya jelas sekali bahwa khilafah itu sudah dihapuskan setelah masa Khulafaurrasyidin. Setelah itu adalah raja. Cirinya, keturunan ke bawahlah yang berkuasa. Pantas semua kalangan ulama, negara di Arab Saudi dan Negara-negara Arab lainnya menurut KH. Hasyim Muzadi, tidak ada yang mengakui kekhalifahan umat Islam. Jadi, jika Al Qur’an dan Hadits saja sudah mewacanakan kekhalifahan selama 30 tahun, terus bagaimana “teriakan histeris” dari Hizbut Tahrir Indonesia akan mengganti UUD 45 dan Pancasila dengan syariat Islam melalui upaya Khilafah? Bukankah itu hanya romantisme sejarah? Kalau saja masih terus “ngotot” untuk terus “memaksa diri” mengegolkan cita-cita mendirikan syariat di Indonesia, maka bisa diikuti pendapat Prof. Dr. Azzumardi Azra agar HTI ikut bertarung dengan dalam kancah partai politik.
Hal mana HTI bisa belajar dari perjalanan sebuah partai Islam (P**) pada awal berdirinya. Dulu partai ini ramai-ramai mengangkat isu Palestina sehingga hampir seluruh Indonesia terkesima akan kehebatan partai ini yang menyuarakan simpati kepada dunia Islam di luar dunia Islam Indonesia. Nah apakah HTI akan terus berusaha mengegolkan khilafah di Indonesia dengan mendirikan syariat Islam di bumi yang pluralis ini? Wallahu a’lam.
1. Apakah Khilafah Islamiyyah Hanya Berumur 30 Tahun dan Selebihnya Kerajaan?
Kata khilafah yang tercantum dalam hadits tersebut maknanya adalah khilafah nubuwwah, bukan khilafah secara mutlak.
Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fath al-Bariy berkata, “Yang dimaksud dengan khilafah pada hadits ini adalah khilafah al-Nubuwwah (khilafah yang berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip nubuwwah), sedangkan Mu’awiyyah dan khalifah-khalifah setelahnya menjalankan pemerintahan layaknya raja-raja. Akan tetapi mereka tetap dinamakan sebagai khalifah.” Pengertian semacam ini diperkuat oleh sebuah riwayat yang dituturkan oleh Imam Abu Dawud,”Khilafah Nubuwwah itu berumur 30 tahun”[HR. Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud no.4646, 4647]
Yang dimaksud khilafah Nubuwwah di sini adalah empat khulafaur Rasyidin; Abu Bakar, ‘Umar , ‘Utsman, dan Ali Bin Thalib. Mereka adalah para khalifah yang menjalankan roda pemerintahan seperti Rasulullah saw. Mereka tidak hanya berkedudukan sebagai penguasa, akan tetapi secara langsung benar-benar seperti Rasulullah saw dalam mengatur urusan pemerintahan. Sedangkan kebanyakan khalifah-khalifah dari dinasti Umayyah, ‘Abbasiyyah dan ‘Utsmaniyyah banyak yang tidak menjalankan roda pemerintahan seperti halnya Rasulullah saw, namun demikian mereka tetap disebut sebagai amirul mukminin atau khalifah.
Ada diantara mereka yang dikategorikan sebagai khulafaur rasyidin, yakni Umar bin ‘Abdul ‘Aziz yang dibaiat pada bulan Shafar tahun 99 H. Diantara mereka yang menjalankan roda pemerintahan hampir-hampir dekat dengan apa yang dilakukan oleh Nabi saw, misalnya Al-Dzahir bi Amrillah yang dibaiat pada tahun 622 H. Ibnu Atsir menuturkan, “Ketika Al-Dzahir diangkat menjadi khalifah, keadilan dan kebaikan telah tampak di mana-mana seperti pada masa khalifah dua Umar (Umar bin Khaththab dan Ibnu Umar). Seandainya dikatakan, “Dirinya tidak ubahnya dengan khalifah Umar bin Abdul Aziz, maka ini adalah perkataan yang baik.”
Para khalifah pada masa-masa berikutnya meskipun tak ubahnya seorang raja, akan tetapi mereka tetap menjalankan roda pemerintahan berdasarkan sistem pemerintahan Islam, yakni khilafah Islamiyyah. Mereka tidak pernah menggunakan sistem kerajaan, kesultanan maupun sistem lainnyan. Walaupun kaum muslim berada pada masa-masa kemunduran dan keterpurukan, namun mereka tetap menjalankan roda pemerintahan dalam koridor sistem kekhilafahan bukan dengan sistem pemerintahan yang lain. Walhasil, tidak benar jika dinyatakan bahwa umur khilafah Islamiyyah itu hanya 30 tahun. Yang benar adalah, sistem kekhilafahan tetap ditegakkan oleh penguasa-penguasa Islam hingga tahun 1924 M.
Kata “al-muluuk”(raja-raja) dalam hadits di atas bermakna adalah,” Sebagian tingkah laku dari para khalifah itu tidak ubahnya dengan raja-raja”. Hadits di atas sama sekali tidak memberikan arti bahwa mereka adalah raja secara mutlak, akan tetapi hanya menunjukkan bahwa para khalifah itu dalam hal-hal tertentu bertingkah laku seperti seorang raja. Fakta sejarah telah menunjukkan pengertian semacam ini. Sebab, para khalifah dinasti ‘Abbasiyyah, Umayyah, dan ‘Utsmaniyyah tidak pernah berusaha menghancurkan sistem kekhilafahan, atau menggantinya dengan sistem kerajaan. Mereka tetap berpegang teguh dengan sistem kekhilafahan, meskipun sebagian perilaku mereka seperti seorang raja.
Meskipun kebanyakan khalifah pada masa dinasti ‘Abbasiyyah, Umayyah, dan ‘Utsmaniyyah ditunjuk selagi khalifah sebelumnya masih hidup dan memerintah, akan tetapi proses pengangkatan sang khalifah tetap dilakukan dengan cara baiat oleh seluruh kaum muslim; bukan dengan putra mahkota (wilayat al-’ahdi).
Makna yang ditunjuk oleh frasa “dan setelah itu adalah raja-raja” adalah makna bahasa, bukan makna istilah. Dengan kata lain, arti dari frasa tersebut adalah “raja dan sultan” bukan sistem kerajaan dan kesultanan. Atas dasar itu, dalam hadits-hadits yang lain dinyatakan bahwa mereka adalah seorang penguasa (khalifah) yang memerintah kaum muslim dengan sistem khilafah. Dituturkan oleh Ibnu Hibban, “Rasulullah saw bersabda,”Setelah aku akan ada para khalifah yang berbuat sebagaimana yang mereka ketahui dan mengerjakan sesuatu yang diperintahkan kepada mereka. Setelah mereka berlalu, akan ada para khalifah yang berbuat tidak atas dasar apa yang diketahuinya dan mengerjakan sesuatu tidak atas apa yang diperintahkan kepada mereka. Siapa saja yang ingkar maka ia terbebas dari dosa, dan barangsiapa berlepas diri maka ia akan selamat. Akan tetapi, siapa saja yang ridlo dan mengikuti mereka maka ia berdosa.”
Penjelasan di atas sudah cukup untuk menggugurkan pendapat yang menyatakan bahwa sistem khilafah Islamiyyah hanya berumur 30 tahun dan selebihnya adalah kerajaan. Hadits-hadits yang mereka ketengahkan sama sekali tidak menunjukkan makna tersebut. Sistem khilafah Islamiyyah tetap berlangsung dan terus dipertahankan di sepanjang sejarah Islam, hingga tahun 1924 M. Meskipun sebagian besar khalifah dinasti ‘Abbasiyyah, Umayyah, dan ‘Utsmaniyyah bertingkah laku tak ubahnya seorang raja, namun mereka tetap konsisten dengan sistem pemerintahan yang telah digariskan oleh Rasulullah saw, yakni khilafah Islamiyyah.
Tugas kita sekarang adalah berjuang untuk menegakkan kembali khilafah Islamiyyah sesuai dengan manhaj Rasulullah saw. Sebab, tertegaknya khilafah merupakan prasyarat bagi tersempurnanya agama Islam. Tidak ada Islam tanpa syariah, dan tidak ada syariah tanpa khilafah Islamiyyah.
yasin nur falah Berkata: 8 September, 2007 pada 1:49 pm
Islam memang pernah jaya dan pernah mengalami zaman keemasan. itu dulu. tetapi bukan berarti saat ini negara ini diajak menggunakan sistem khilafah, kenapa? karena konteksnya sangat tidak nyambung. Indonesia ya Indonesia, Arab ya Arab di mana kedua negara ini memilki perbedaan dalam segala hal. jangankan perbedaan antar negara dalam mengaplikasikan syari’at agama, wong satu negara saja yang podo-podo Islame ada banyak perbedaannya. Tapi menurut saya itu tidak menjadi soal karena perbedaan adalah sebuah rahmat, kalau kita mau berlapang dada melihat perbedaan itu termasuk dengan tidak setujunya memakai istilah khilafah di negara ini. artinya selagi orang islam itu beriman kepada Allah dan rasulnya serta percaya akan adanya hari pembalasan, maka itu sudah merupakan bagian dari aktualisasi niali-nilai Islam. apa pun bajunya dan bagaimana pun caranya. Ber Islam enjoy aja lagi.
2. Kepada ikhwan yasin nur falah, coba marilah berfikir secara jernih, bukankah ajaran Rasulullah dalam Al Qur’an dan Sunnah2nya diperuntukkan bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman, bukan manusia zaman Rasul saja. Kalau dulu Islam diterapkan dan mampu membawa kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia dan seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin) mengapa sekarang harus ragu dengan alasan konteknya tidak nyambung.
Waktu zaman Rasulpun orang yang meragukan kemampuan Islam juga tidak sedikit, bahkan berbagai macam tuduhan dilontarkan kepada Rasul, bahkan sampai Rasul dituduh gila. Tetapi kalau sekarang setelah kita menyatakan beriman, tetapi ragu terhadap islam bahwa dalam islam ada solusi, ini sungguh aneh.
Indonesia dan arab memang berbeda, apalagi terhadap seluruh belahan dunia, sangat-sangat berbeda dan beragam, akan tetapi semua bumi dan seisinya ini ciptaan Allah, Allah Maha Tahu atas segala makhukNya, karenanya Allah Maha Tahu atas hukum dan aturan yang harus diterapkan untuknya. Syariat Islam (hukum-hukum Allah) jelas telah mengakomodir selururh perbedaan tersebut.
Apakah kita menganggap bahwa syariat islam ini hanya diperuntukkan bagi bangsa arab, hanya karena turunnya syariat tersebut di arab dan melalui orang arab (Rasulullah). Lantas mengapa kalau demikian kita juga harus shalat dengan cara shalatnya orang-orang arab. Apakah ini bukan merupakan ketidakkonsistenan.
Beriman kepada Allah dan RasulNya tidak cukup hanya dalam ucapan, tapi harus diimplementasikan dalam perbuatan terhadap apa saja yang diwajibkan oleh Allah dan RasulNya.
1. Kepada Ikhwan Roin Siroj 12, kewajiban-kewajiban islam itu tidak hanya 5 rukun islam, kalau setiap kewajiban harus dimasukkan dalam rukun islam, maka jumlah rukun islam akan menjadi tidak jelas.
Sebetulnya yang perlu dilakukan oleh seorang muslim, cukup melihat dalil-dalil yang mendasarinya, apakah dalilnya kuat atau tidak (ini kalau kita mampu atau memiliki cukup ilmu untuk menilai dalil), tapi kalau tidak mampu cukup mengikuti bagaimana ulama menghukumi tentang masalah tersebut dalam hal ini masalah “khalifah dan khilafah”, banyak kok ulama yang telah membahasnya.
Dan saya yakin kalau di pesantren masalah ini bukan hal baru, ada kitab2nya kok yang membahas masalah tersebut, hanya saja mungkin tidak diajarkan lagi, karena dianggap tidak aplikatip, padahal sangat diperlukan untuk bisa mendapatkan pemahaman islam dengan lebih baik.
Saya pernah berkunjung ke salah satu pesantren, ketika kami berdiskusi mereka merasa bahwa apa yang mereka pelajari di pesantren kadang sulit mengaitkannya dengan fakta, dan mereka baru bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas, saat mengkaji ahkam sulthaniyyah.
Contoh, tentang hadist-hadist baiat, ayat-ayat taat kepada pemimpin, dan banyak lagi hadist dan ayat terkait dengan pemimpin, maka pemimpin seperti apa, baiat kepada siapa, dst.
1. eh, saya membaca artikel anda dengan perasaan yang gimana gitu? begini ya mas, jika anda seorang muslim sejati…kenapa anda tidak mendukung syariat islam itu di berlakukan di negara tercinta ini? apakah anda tidak bosan…jika idul fitri kita ribut? idul adha ribut? tahlilan ribut? capek aku…
dalam islam, sepengetahuan saya…ada tiga terminologi yang harus dipahami tentang subyek syariat islam itu sendiri:1. syariat yang dibebakan di individu hukumnya…….wajib bo’ tuladha: sholat, zakat lan konco-koncone2. syariat yang dibebankan kepada kelompok… kalo ini fardhu kifayah.3. syariat yang dibebankan pada negara…,tulodho: hukum2 peradilan, khudud, jinayat, mawaris, bahkan hukum2 fiqih yang menyangkut kehidupan sehari2.pertanyaannya adalah, negara yang seperti apa yang dibebani syariat (N0.3)SETELAH SAYA MELAKSANAKAN KAJIAN TERHADAP sistem negara ternyata, yang cocok dengan syariat islam…hanya bentuk negara khilafah…atau imamah…sampeyan pasti tahu…bahwa asshobiyah itu diharamkan dalam islam, jadi the fact is khilafah pernah memimpin dunia selama 13 abad tentu maksud saya disini tidak sesempurna khilafaurroshidin. tetapi, meskipun demikian para kholifah tetap bersiteguh dan mengigit syariat islam dengan gigih di geraham mereka. bisakah anda membuka sejarah tentang masa-masa kegemilangan islam di daulah umayyah dan abbasiyah…bisakah difikirkan, apa yang terjadi sekarang? islam dipijikkan dihina dilecehkan dihina…etc… didentikkan dengan TERORIS bo’…kebodohan apalagi? padahal kan islam yang membebaskan kita dari zaman jahiliyah!!! lantas jika bersatu bisa membuat kita menjadi kuat dan kokoh, why not? saya pernah membaca di situs CNA bahwa barat(amerika lan dulur2e) sangat khawatir dengan kembalinya the great khilafet…saya yakin Islam,,, AKAN BERJAYA KEMBALI DAN BERSATU, itu janji Allah seperti yang anda tulis kan?jadi apa salahnya kita BERONTAK…KITA TERIAK…ALLAHu AKBAR!!!! balas ya…

http://endyen.blogspot.com/

Kamis, 21 Januari 2010

petikan hadits

1. Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Akan masuk surga tujuh puluh ribu orang di antara umatku tanpa hisab, mereka adalah orang-orang yang tidak meminta diruqyah, tidak menganggap sial, dan hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaq [60107]).

2.Rasulullah SAW ditanya, "Siapa manusia yang paling utama?" Rasulullah menjawab, "Mukmin yang berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya." Orang-orang bertanya lagi, "Lalu siapa?" Rasulullah menjawab, "mukmin yang terasingkan karena bertaqwa kepada Allah dan menghindari orang banyak agar ia tidak terlanda kejeleka...n." (HR. Bukhari)

3.Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dia mengatakan; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada pamannya ketika menjelang ajal:
“Katakanlah laa ilaaha illallah, yang aku akan bersaksi dengannya untuk membelamu kelak di hari kiamat.” Namun pamannya enggan, kemudian Allah menurunkan ayat (yang artinya),
“Sesungguhnya Engkau tidak akan bisa memberikan petunjuk kepada orang yang Engkau cintai, akan tetapi Allah lah yang akan memberikan petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.” (QS. al-Qashash : 56).” (HR. Muslim [25])

4. Sesungguhnya agama itu mudah. Siapa yang mempersulit dirinya dalam beragama maka dia tidak akan bisa melaksanakannya. Karena itu amalkanlah agama sesuai tuntunannya, berusahalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, bergembiralah dengan pahala yang akan kau terima, kerjakanlah shalat pada pagi hari, siang dan penghujung malam. (HR. Bukhari)

5.Agama ini adalah "manhaj haraki" yang tak dapat dipahami kecuali oleh orang yang berharakah dengannya (Sayyid Quthb)

Selasa, 19 Januari 2010

status himah,do'a dan tips di fesbuk ku


السلام عليكم ورحمةالله وبرك

1.Bersyukurlah,Bangkitlah segera!…agar kita selalu merasa memiliki jiwa sebagai hamba-NYA.

2.assalammu’alaikum yaa akhi,yaa ukhti./salam super,sahabat indonesia. /selamat pagi pejuang asa./salam rindu untukmu saudaraku,temanku yg jarang bersua./LUV U “,

3.SUBHANALLOH,…binatang melata yg menetek,pemuda yg taat ibadah&bayi yg menyusui…klo bukan krn 3 hal ini,tentulah bumi ini dihancurkan,…Allohhualam.

4.yang terbaik bagi anda adalah dengan tidak menJANJIkan sesuatu,tapi lebih baik lagi jika anda tidak mengingkari JANJI.

5.CINTA bukan kata benda,bukan kata sifat,CINTA adalah kata kerja,yg harus diupayakan,diperjuangkan,dipertahankan kelangsungannya…berjuanglah untk kehadirannya.

6.di balik ksulitan ada kmudahan…ujian seorang hamba brdasarkan kadar kmampuan…bila kita berfikir bisa maka smuanya mudah…bruntung anda PRIBADI YG TANGGUH!.

7.Tuhan tahu apa yang terbaik buat kita, maka jalani waktumu dengan penuh syukur, karena sebaik – baik do’a adalah ucapan Alhamdulilillah…

8.…lintasan pikiran,sekecil apapun tapi sering…sebenarnya sadar atau tdk kita tlah menentukan diri ini utk brtindak,berbuat dan bersikap???…

9.hati2,mie instant tdk boleh dimasak brsamaan dgn bumbunya,krn MSG BILA DIMASAK DI ATAS 120C akan brpotensi mnjadi KARSINOGEN pencetus kanker,prhatikan prosedur!

10."Trkadang apa2 yg mnurut kita baik,blum tntu mnurut-NYA baik,& apa2 yg mnurut kita tdk baik,blum tentu mnurut-NYA tdk baik.”Blajr mncintai tpi tdk smpai trlalu.”

11.RANGKAIAN ujian:…bertambah ILMU,bertambah MEREMEHKAN orang lain#bertambah AMALnya,bertambah BANGGA diri#bertambah UMUR,bertambah TAMAK#bertambah KUASA,SOMBONG

12.kesempatan itu selalu ada,tapi… karena ketidak tahuan tentang bagaimana memperbaiki hubungan sebagai makhluk dgn SANG KHOLIK?…

13.YAA RABB,sesungguhnya aku menempatkan sgala kbutuhanku kepada-MU.segala amal prbuatanku lemah,usahaku amat sedikit,apa pikiranku trbatas untuk mraihnya kebaikan

14.invasi pemikiran yg mempertontonkan masing2 kekuasaan,terlalu naif berlindung atas nama ‘hukum’,'moralitas’,atau apalah namanya?… (killers)

15.Tampaknya udara yg kita hirup saat ini penuh dgn virus ganas yg mematikan generasi,teracuni invasi pemikiran setiap hari,setiap saat kita harus menghirupnya???.

16.Saya memaknai mimpi,cita-cita,keinginan,adalah sama halnya dengan kehidupan itu sendiri,karena mimpi adalah daya hidup yang membuat kita berjuang untuk mewujudkan apa yang kita inginkan,menurut saya,islam adalah ajaran yang menuntun dan mengarahkan kita mengejar mimpi terbesar kita yaitu surga.

17.sahabatku yg sedang sakit,semoga Alloh melimpahkan pahala karena kesabaranmu,dan menyembuhkan mu,karena do’a-mu…..@>>—

18.…”jika,Moralitas terkalahkan?…”

19.Bergegaslah,persiapkan semua….waktu kita tinggal sebentar saja???…

20.Ketika perpecahan keluarga menjadi tontonan yang ditunggu dalam sebuah episode infotainment setiap hari. Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu ribuan mata bahkan jutaan dalam berita-berita media massa…

21.harta yang paling menguntungkan ialah SABAR.teman yang paling akrab adalah AMAL,pengawal pribadi yang paling waspada adalah DIAM.(Lulus Januar_12/01/10/15:48)

22.Perlu hati-hati dengan pepatah 'kesempatan tidak datang dua kali'karena ada celah bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kesempatan itu.(Ambagyo Isnomo_12/01/10/06:21)

23.Jeritan tidak selalu di ikuti dengan teriakan...tangisan terkadang tidak tidak perlu dengan tetesan air mata.(Ambagyo Isnomo_12/01/10/10:18)

24. Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (An Nahl :112).(Najib Yusuf)

25.Aku... hanyalah seorang anak manusia.. yang tersedak hening di tengah hempasan dimensi kehidupan >>> Aku... hanyalah sebingkai raga berbentuk.. yang terarak sendu di antara hujatan angin masa >>> Aku... hanyalah sebilah sukma kelabu.. yang menyayat halus tirai harmoni di dalam kebisuan bumi >>> Aku... hanyalah sepengga...l kata yang rapuh.. yang coba tuk merangkai letih di atas bait-bait rindu melodi jiwa >>> Aku... hanyalah seonggok hampa yang mencoba tuk lukiskan angan di bawah derai naungan perasaan >>> Aku... hanyalah aku.. yang slalu mencipta secercah gambaran hakikat diriku >>> Ya, itulah aku... yang selalu terpaung riuh, mendulang arakan rinai beribu pertanyaan >>> Apakah tujuan dan arti hidupku yang sesungguhnya? >>> Diriku terus bertanya-tanya kepada hati kecilku... >>> Hingga akhirnya kini telah kutemukan satu tujuan pasti.. yang kan
menyapu bersih segenap rona perjalanan hidupku dan takkan pernah lekang
oleh waktu sekalipun... >>> Ya.... menggapai cinta sejatiku... * Abu Mujahid * http://www.1001puisicinta.co.cc.(Ripa Koswara)

26.Ya Allah! Engkau lindungilah aku, bekalkanlah daku dgn limpahan iman. Agar tabahku menghadapi dugaan, agar tidak ku berhenti dipertengahan.....(Lukman Khoiri)

27."Islam lahir bukan hanya roh, juga bukan hanya jasad yang kaku, tetapi ia lahir bersifat insaniah yang terdiri dari roh dan jasad sehingga ia cocok dan sesuai dgn fitrah manusia." -Sheikh Muhammad Abduh.(Lukman Khairi)

28.Jangan mengkritik orang bodoh ia akan marah padamu, tapi kritiklah orang bijak ia akan mencintaimu. (Imam ali as), siapakah yg bodoh? Pastilah mereka2 yg slalu menganggap dirix tlah mapan dgn ilmux,,siapakah yg bijak ?sesungguhx aku belum mampu menjawab hal tersebut...adakah yg bs menjawabx?.(Dodi Mitsal Sujatmiko)

29.mari kita tanam halia,ambil sedikit buat juadah,usia muda jangan di sia-sia,nanti sesal tak sudah.(Tifatul Sembiring_09/01/10/06:05)

30.Ambillah waktu untuk berfikir,itu adalah sumber kekuatan.ambillah waktu untuk bermain itu adalah rahasia masa muda.(Lulus Januar_07/01/10/20:40)

Jumat, 15 Januari 2010

GERHANA MATAHARI


catatan facebook: Panji Istiqomah_14 Januari jam 2:59

“Apakah kamu tidak memperhatikan penciptaan Tuhanmu bagaimana Dia memanjangkan dan (memendekkan bayang-bayang) dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia jadikan tetap bayang-bayang itu. Kemudian Kami jadikan matahari sebagai penunjuk atas bayang-bayang itu. Kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-lahan.” (QS. Al-Furqaan 45-46)

Dalam rentang waktu dua tahun berturut-turut, yakni 2009-2010, kita akan menyaksikan salah satu dari kekuasaan ALLAH di alam semesta ini yaitu Gerhana Matahari. Walaupun tidak semua bagian di wilayah Indonesia dapat melihat fenomena ini. Karena, gerhana yang terjadi sekarang ini adalah Gerhana Matahari Cincin (GMC) dan hanya melewati bagian barat dan/atau utara Indonesia.

Pada tahun 2009 tercatat ada dua gerhana yang telah melewati Indonesia, yaitu pada tanggal 26 Januari dan 22 Juli , sementara itu pada tahun 2010 ini gerhana matahari kembali datang pada tanggal 15 Januari. Yang InsyaALLAH akan terjadi pada puncak gerhana di antara jam 15.19 - 15.23 WIB, bergantung pada lokasinya. Pada saat puncak, matahari akan nampak benjol (robek) sedikit di bagian kanan bawah (sisi utara).

Yang perlu diperhatikan adalah jenis gerhana ini merupakan gerhana matahari anular (bukan total) artinya ukuran bulan tidak cukup besar untuk menutupi seluruh priringan matahari berbeda dengan gerhana matahari total dimana bulan menutupi seluruh piringan matahari. Jadi, untuk melihatnya, perlu digunakan lensa pelindung mata, serta bagi fotografer, ingat untuk melindungi lensa kameranya sebelum mengabadikan fenomena langka ini.

Bagaimana Islam menghadapi fenomena semacam ini? Tentu saja, Nabi kita telah menuntun ummatnya dalam menyikapi kebesaran ALLAH ini dengan beberapa tuntunan, agar ummatnya semakin dekat dan memiliki kesadaran akan kebesaran ALLAH SWT.
Sebagian masyarakat seringkali mengaitkan peristiwa gerhana dengan kejadian-kejadian tertentu, seperti adanya kematian atau kelahiran, dan kepercayaan ini dipercaya secara turun temurun sehingga menjadi keyakinan umum masyarakat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun membantah keyakinan tadi. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan ALLAH. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdo’alah kepada ALLAH.. bertakbirlah.. kerjakanlah shalat dan bersedekahlah..” (HR. Bukhari)

Memang pada saat terjadinya gerhana matahari, bertepatan dengan meninggalnya anak Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam yang bernama Ibrahim. Dari Al Mughiroh bin Syu’bah, beliau berkata, ”Di masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari ketika hari kematian Ibrahim. Kemudian orang-orang mengatakan bahwa munculnya gerhana ini karena kematian Ibrahim. Untuk mengklarifikasi hal tersebut Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalat dan berdo’alah..’” (HR. Bukhari)

Ibrahim adalah anak dari budak Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam yang bernama Mariyah Al Qibthiyyah Al Mishriyyah. Ibrahim hidup selama 18 bulan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memiliki anak kecuali dari Khadijah dan budak ini. Tatkala Ibrahim meninggal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menetaskan air mata dan begitu sedih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan ketika kematian anaknya ini, ”Air mata ini mengalir dan hati ini bersedih. Kami tidak mengatakan kecuali yang diridhoi ALLAH. Sungguh (wahai Ibrahim) karena kepergianmu ini, kami bersedih.” (HR. Bukhari)

Kejadian gerhana, baik bulan maupun matahari, memang merupakan kejadian yang langka. Bisa jadi dalam rentang waktu bertahun-tahun, tapi mungkin juga dalam satu tahun yang sama, seperti yang terjadi pada tahun 2009.

Islam sebagai ajaran yang lengkap tak luput juga menuntun kita untuk menyikapi kejadian itu dengan tuntuan syariat yang akan lebih meningkatkan ketauhidan dan aqidah islamiyah.
Pakar bahasa Arab, memberi istilah berbeda pada gerhana matahari dan bulan. Gerhana matahari mereka namakan dengan kusuf adalah artinya terhalangnya cahaya matahari atau berkurangnya cahaya matahari disebabkan bulan yang terletak di antara matahari dan bumi. Sedangkan khusuf sebutan untuk gerhana bulan.

Namun, ada pula yang berpendapat bahwa jika kusuf dan khusuf tidak disebut berbarengan, maka itu bermakna satu yaitu gerhana matahari atau gerhana bulan. Namun kalau kusuf dan khusuf disebut berbarengan, maka kusuf bermakna gerhana matahari, sedangkan khusuf bermakna gerhana bulan.

Dalam beberapa hadits, kadang menggunakan kata khusuf, namun yang dimaksudkan adalah gerhana matahari atau gerhana bulan karena khusuf pada saat itu disebutkan tidak berbarengan dengan kusuf.

Fenomena kejadian gerhana merupakan bukti kebesaran ALLAH yang ditunjukkan kepada makhluk-Nya untuk dijadikan bahan tafakkur. Gerhana sering juga disebut sebagai gejala alam yang bisa diprediksi kapan kejadiannya. Namun, semua itu adalah kehendak ALLAH. Bagi Dia bisa saja andaikata tidak mengembalikan posisi bulan dan matahari sebagaimana sebelumnya. Jika hal ini terjadi tentu akan datang bencana yang hebat di muka bumi ini, karena selamanya matahari, yang menjadi sumber kehidupan bagi makhluk di bumi ini, akan terhalang oleh bulan dan kita akan mengalami seperti malam yang sangat panjang. Inilah mungkin yang disebut KIAMAT. Na’udzubillah.

Oleh karena itu, sikap yang tepat ketika fenomena gerhana ini adalah takut dan khawatir namun tetap berpengharapan kepada ALLAH. Jangan mengikuti kebiasaan orang-orang yang hanya ingin menyaksikan peristiwa gerhana dengan membuat album kenangan fenomena tersebut, tanpa mau mengindahkan tuntunan dan ajakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika itu. Siapa tahu peristiwa ini adalah tanda datangnya bencana atau adzab, atau tanda semakin dekatnya hari kiamat.

Mari kita renungkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini :

Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat beliau melakukan shalat sedemikian rupa.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Sesungguhnya ini adalah tanda-tanda kekuasaan ALLAH yang ditunjukkan-Nya. Gerhana tersebut tidaklah terjadi karena kematian atau hidupnya seseorang. Akan tetapi ALLAH menjadikan demikian untuk menakuti hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo’a dan memohon ampun kepada ALLAH.” (HR. Muslim)

Wallahu a’lam, wal ‘ilmu ‘indallah..

(berbagai sumber)

SHALAT GERHANA

catatan facebook:Panji Istiqomah_14 Januari jam 3:11

Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum shalat gerhana matahari adalah sunnah mu’akkad (sunnah yang sangat ditekankan). Namun, menurut Imam Abu Hanifah, shalat gerhana dihukumi wajib. Imam Malik sendiri menyamakan shalat gerhana dengan shalat Jum’at. Kalau kita timbang-timbang, ternyata para ulama yang menilai wajib memiliki dalil yang kuat. Karena dari hadits-hadits yang menceritakan mengenai shalat gerhana mengandung kata perintah (jika kalian melihat gerhana tersebut, shalatlah: kalimat ini mengandung perintah). Mereka berpendapat bahwa menurut kaedah ushul fiqih, hukum asal perintah adalah wajib. Pendapat yang menyatakan wajib inilah yang dipilih oleh Asy Syaukani, Shodiq Khoon, dan Syaikh Al Albani rahimahumullah. Dalilnya adalah:
“Jika kalian melihat kedua gerhana yaitu gerhana matahari dan bulan, bersegeralah menunaikan shalat.” (HR. Bukhari)
Terlepas dari beragam pendapat tentang hokum shalat gerhana, namun sebaiknya kita menunaikannya sebagai bentuk ketaatan pada Rasulullah.

Waktu pelaksanaan shalat gerhana adalah mulai ketika gerhana muncul sampai gerhana tersebut hilang.
Dari Al Mughiroh bin Syu’bah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan ALLAH. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya, berdo’alah pada ALLAH, lalu shalatlah hingga gerhana tersebut berakhir..” (HR. Bukhari dan Muslim)

Shalat gerhana juga boleh dilakukan pada waktu terlarang untuk shalat. Jadi, jika gerhana muncul setelah Ashar, padahal waktu tersebut adalah waktu terlarang untuk shalat, maka shalat gerhana tetap boleh dilaksanakan. Dalilnya adalah:
“Jika kalian melihat kedua gerhana matahari dan bulan, bersegeralah menunaikan shalat.” (HR. Bukhari).

Dalam hadits ini tidak dibatasi waktunya. Kapan saja melihat gerhana termasuk waktu terlarang untuk shalat, maka shalat gerhana tersebut tetap dilaksanakan.

Hal-Hal yang Dianjurkan Ketika Terjadi Gerhana:

Pertama: perbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari)

Kedua : keluar mengerjakan shalat gerhana secara berjama’ah di masjid.

Salah satu dalil yang menunjukkan hal ini sebagaimana dalam hadits dari ‘Aisyah : bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengendari kendaraan di pagi hari lalu terjadilah gerhana. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati kamar istrinya (yang dekat dengan masjid), lalu beliau berdiri dan menunaikan shalat. (HR. Bukhari). Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi tempat shalatnya (yaitu masjidnya) yang biasa dia shalat di situ. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1/343)

Ibnu Hajar mengatakan, “Yang sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mengerjakan shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya gerhana.” (Fathul Bari, 4/10)
Lalu apakah mengerjakan dengan jama’ah merupakan syarat shalat gerhana? Perhatikan penjelasan menarik berikut.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin mengatakan, “Shalat gerhana secara jama’ah bukanlah syarat. Jika seseorang berada di rumah, dia juga boleh melaksanakan shalat gerhana di rumah. Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalatlah.” (HR. Bukhari)

Dalam hadits ini, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengatakan, “(Jika kalian melihatnya), shalatlah kalian di masjid.” Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa shalat gerhana diperintahkan untuk dikerjakan walaupun seseorang melakukan shalat tersebut sendirian. Namun, tidak diragukan lagi bahwa menunaikan shalat tersebut secara berjama’ah tentu saja lebih utama (afdhol). Bahkan lebih utama jika shalat tersebut dilaksanakan di masjid karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat tersebut di masjid dan mengajak para sahabat untuk melaksanakannya di masjid. Ingatlah, dengan banyaknya jama’ah akan lebih menambah kekhusu’an. Dan banyaknya jama’ah juga adalah sebab terijabahnya (terkabulnya) do’a.”
Ketiga : wanita juga boleh shalat gerhana bersama kaum pria.

Dari Asma` binti Abi Bakr, beliau berkata,
“Saya mendatangi Aisyah radhiyallahu ‘anha -isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika terjadi gerhana matahari. Saat itu manusia tengah menegakkan shalat. Ketika Aisyah turut berdiri untuk melakukan sholat, saya bertanya: ‘Kenapa orang-orang ini?’ Aisyah mengisyaratkan tangannya ke langit seraya berkata, ‘Subhanallah (Maha Suci ALLAH).’ Saya bertanya: ‘Tanda (gerhana)?’ Aisyah lalu memberikan isyarat untuk mengatakan iya.” (HR. Bukhari)

Keempat : menyeru jama’ah dengan panggilan “ash sholatu jaami’ah” dan tidak ada adzan maupun iqomah.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil jama’ah dengan: ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Muslim).

Dalam hadits ini tidak diperintahkan untuk mengumandangkan adzan dan iqomah. Jadi, adzan dan iqomah tidak ada dalam shalat gerhana.

Kelima : berkhutbah setelah shalat gerhana.

Disunnahkah setelah shalat gerhana untuk berkhutbah, sebagaimana yang dipilih oleh Imam Asy Syafi’i, Ishaq, dan banyak sahabat (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1/435). Hal ini berdasarkan hadits:

Dari Aisyah, beliau menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya, beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak. Setelah itu beliau berkhotbah di hadapan orang banyak, beliau memuji dan menyanjung ALLAH, kemudian bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan ALLAH. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada ALLAH, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”

Nabi selanjutnya bersabda, “Wahai umat Muhammad, demi ALLAH, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada ALLAH karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina. Wahai Umat Muhammad, demi ALLAH, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari)
Khutbah yang dilakukan adalah sekali sebagaimana shalat ‘ied, bukan dua kali khutbah. Inilah pendapat yang benar sebagaimana dipilih oleh Imam Asy Syafi’i.

Tata Cara Shalat Gerhana

Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun, para ulama berbeda pendapat mengenai tata caranya. Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’, dua kali sujud. Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada dua kali ruku’, dua kali sujud. Pendapat yang terakhir inilah yang dipilih oleh mayoritas ulama. Sebagaimana HR. Bukhari, no. 1044 diatas.
Ringkasnya, tata cara shalat gerhana adalah sebagai berikut:
Berniat di dalam hati

Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana.”
(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)

Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.

Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ‘SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD‘

Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.

Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.

Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).

Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali

Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya

Salam.

Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak.

(Berbagai sumber)
sumber:http://www.facebook.com/home.php?#/inbox/?folder=[fb]messages&page=1&tid=1261715582853

Kamis, 14 Januari 2010

suara hati

Wahai diriku, kukatakan padamu,

Kau harus fokus dengan tujuan hidupmu, kau harus konsentrasi dengan visi misimu. Jangan bertindak dan berpikir yang tidak mempunyai hubungan dengan proses pencapaian tujuan hidupmu. Kau hanya boleh berfikir dan bertindak pada segala hal yang terkait dengan proses pencapaian tujuanmu.

Wahai diriku,

Jangan kau nodai idealismemu dengan hal-hal yang “murahan”. Jangan biarkan “virus merah jambu” meruntuhkan prinsip yang kau junjung selama ini. Apakah kau tak perhatikan wahai diriku? Kau tak lagi menangis karena cintamu pada Allah, melainkan menangis karena cintamu yang tak kesampaian atau menangis karena jalan Juang ini tak menyandingkanmu pada kekasih pujaan hati yang justru jika itu terjadi akan meruntuhkan semangat jihadmu dan membuatmu terperosok pada kehinaan. Jangan lagi kau kembali pada kejahiliyahan setelah Islam memberi warna pelanginya padamu. Jahiliyah adalah jahiliyah, Islam adalah Islam. Tak ada campur aduk diantara keduanya. Islam menuntut hijrahmu meninggalkan jahiliyah secara total menuju Islam secara total.

Wahai diriku,

Tak ada waktu bagimu untuk santai dan berleha-leha. Cita-cita besar, obsesi-obsesi besar, dan semua tujuanmu dalam hidup ini akan menyedot seluruh waktu, tenaga, dan pikiranmu tanpa pernah menyisakan waktumu untuk beristirahat. Kau adalah prajurit dakwah. Kau adalah pemuda dari ribuan pemuda yang diharapkan umat ini. Hari ini kau lihat pemuda-pemuda yang lain asyik dengan gemerlap hedonisme. Larut bersama derasnya arus liberalisme yang menyesatkan. Jika kau tergoda untuk mengikutinya, maka sesungguhnya kau telah menulis kegagalanmu dalam meraih cita-cita dan obsesi besarmu. Kau akan berada dibelakang bersama orang-orang yang tertinggal. Kau akan tertelan oleh ganasnya kejahiliyahan. Dan kau, jika tetap mengikutinya, namamu takkan pernah tercatat dalam jajaran para mujahid dan para syuhada dihadapan Allah.

Wahai diriku,

Percayalah. Kau dilahirkan sebagai seorang serdadu. Kau tak boleh kalah dengan ambisi pribadimu. Kau tak boleh lemah hanya karena penghinaan musuh-musuhmu. Kau tak boleh mundur meski harus menghadapi banyak kegagalan dalam hidup ini. Percayalah pada kemampuanmu dan obsesi-obsesi besarmu. Percayalah bahwa semua rencanamu akan difasilitasi oleh Allah dengan caranya sendiri untuk menjadi kenyataan dengan mudah. Kau hanya boleh lemah untuk bangun kembali. Kau hanya boleh mundur untuk maju kembali. Kau hanya boleh kalah untuk bangkit kembali. Bangun dan singsingkanlah lengan bajumu. Banyak pekerjaan-pekerjaan besar yang harus segera kau tunaikan. Segeralah! Karena kau adalah Serdadu Islam Rabbani.

sumber:http://www.facebook.com/group.php?gid=187056123441&v=info#/inbox/?folder=[fb]messages&page=1&tid=274580229578