Senin, 16 November 2009

kronologis diam



السلام عليكم ورحمةالله وبركاته.

Apa yang membuat seseorang bisa awet bekerja di pekerjaannya?...sudah di pastikan salah satunya adalah suasana kerja yang kondusif.Berapa lamapun kita bekerja di suatu tempat,amat naif rasanya kalo kita tidak membutuhkan gaji yang layak???...mungkin ini bisa bisa di sederhanakan dengan mensyukuri apa yang sudah kita terima,sekarang ini.Bila kita bayangkan masih banyak pengangguran diluar sana,yang membutuhkan pekerjaan walau gaji tidak sepadan asalkan kerja,tentu status pengangguaran copot dari jejeran namanya.

Bagaimana bila dalam perjalanan waktu,di dalam pekerjaan ada gesekan dengan rekan kerja/atasan?...inilah salah satu faktor yang mempengaruhi suasana dalam bekerja mulai tidak lagi kondusif hal ini aku mulai alami lagi untuk yang ke dua kalinya setelah ada gesekan dengan atasanku,dua tahun yang lalu,sangat patal karena menyinggung arti dari sebuah harga diri solusinya aku ambil keputusan untuk tidak lagi jadi rekanan kerja,karena amat tidak mungkin kalo aku ambil keputusan resent,ya rolling/pindah divisi masalah ini walau tidak sepenuhnya selesai ,tapi sedikit mengurangi gesekan tadi.

Kini,hanya sebuah pengharapan dan permintaan terjadi kesalah pahaman,kecil masalahnya,tapi cukup mempengaruhi suasana kerja,sedikit demi sedikit lambat laun menjadi sebuah kebencian yang tidak beralaskan?...ingat ada istilahapi dalam sekam,pengharapan itu adalah manakala rekan kerja memahami aku walau sedikit,ya memahami mengapa sekarang aku begitu konsen dengan keluarga,karena aku sendiri berusaha untuk tidak egois.melihat istri menggendong anakku yang bontot kini berusia 2tahun,berjalan kaki hanya untuk menjemput anak(pertama) sekolah,dengan waktu tempuh kurang lebih 25menitan,bisa di bayangakan?...untuk yang punya rasa sayang dengan keluarga...aku rasanya tidak tega,kalau istriku harus susah payah sedemikian,belum lagi waktu masak agak tertunda,jajan si bontot di luar sana?...tapi,kalau dia(istriku) naik transfortasi,yang ada cuma ojek.lain dari itu tidak ada angkot,konsekuensinya budget anggaran bertambah,posisi seperti ini isriku merasa kasihan denganku yang bergajikan menengah ke bawah.

Aku berharap fartner kerjaku memahami kondisiku,karena asumsiku dia tidak direpotkan urusan rumah tangga,sepertiku,anak di titipka saudaranya di urus di kampung,hidup hanya berdua,apakah salah aku berharap kepadanya?...yang sekali lagi ku pikir tidak terlalu direpotkan dengan keluarga,mungkin hanya bayangan berat atau ringan dalam kerjaan,tapi apa harapan seperti fatamorgana,yang menjanjikan tapi kenyataan pahit yang ku terima,di ponis seperti anak kecil hakim saja untuk memonis terdakwa harus melalui persidangan,tapi ini begitu mudahnya.Curhat dengan teman hanya,memberatkan dakwaan saja,curhat tanpa solusi

Untukmu prmimpin,entah ini curhatku,testimoni atau kronologis awal tidak kondusif itu muncul?...aku cuma bisa berharap pengertianya,akankah setip gesekan yang terjadi di selesaikan dengan menjauh?...


catatan:inti permasalahannya adalah komplain terhadap request absen,yang sebelumnya itu tidak pernah terdengar olehku,dan itu ku anggap sebuah pengertian yang luar biasa.tiba-tiba sekarang menjadi persoalan dimana fartner yang sesungguhnya jikalau aku siang,dia yang pagi,begitu juga sebaliknya! tanpa kuperhitungkan yang lainnya.dan kini dia kena rolling,timbulah masalah ini.

ditulis oleh:abu Qoulan
17 Nov 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar