Kamis, 05 November 2009

Rasa Sebuah Ketulusan

Seorang teman karib menghampiri meja kerja anda, dan
memungut sebatang pensil yang patah. Pintanya, "Boleh aku
pinjam ini?" Anda yang sibuk hanya menengok sekelebat dan
berkata, "Ambil saja." Setelah itu anda lupa akan kejadian
itu selamanya. Padahal bagi teman anda, pensil patah itu
amat berharga demi pengerjaan tugasnya.

Sahabatku, bagaimana "rasa" sebuah ketulusan? Setiap
dari kita pasti pernah memberikan sesuatu dengan setulus
murni. Namun, tidak banyak yang mampu memahaminya. Karena
ketulusan bukanlah rasa, apalagi untuk dirasa-rasakan.
Ketulusan adalah rasa yang tak terasa, sebagaimana kita
menyilakan teman dekat kita mengambil pensil patah anda.
Tiada setitik pun keberatan. Tiada setitik pun permintaan
terima kasih. Tiada setitik pun rasa berjasa. Semuanya
lenyap dalam ketulusan. Sayangnya tidak mudah bagi kita
untuk memandang dunia ini seperti pensil patah itu.
Sehingga selalu ada rasa keberatan atau berjasa saat kita
saling berbagi. Sayangnya tidak mudah juga untuk bersibuk-
sibuk pada keadaan diri sendiri, sehingga pensil patah pun
tampak bagai pena emas.
Jangan ingat-ingat perbuatan baik Anda. Kebaikan yang Anda letakkan dalam ingatan bagaikan debu yang tertiup angin.

trims,,,telah membacanya,,jazakallah,,,

buah karya;PURWO SUCAHYO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar