Rabu, 09 Desember 2009

BOLEHKAH DAKWAH DENGAN CERITA FIKTIF?...

Dakwah dengan metode bercerita dalam bentuk cerpen dan novel misalnya disebut dalam ilmu dakwah sebagai Dakwah bil Qashash atau bil Hikayah, artinya berdakwah dengan cara bercerita. Kata qashash yang bermakna kisah atau cerita dengan segala derivasinya diungkap dalam Al Quran tidak kurang dari 18 (delapan belas) kali. Dan hampir semua kata tersebut ditujukan agar kita mau mengambil pelajaran atau hikmah dari kisah-kisah tersebut. Misalnya kita bisa cermati ayat berikut. ”Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. …” (Q.S. Huud 11: 120). Ayat ini menegaskan bahwa fungsi kisah atau cerita adalah untuk menambah keteguhan hati.
”Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (Q.S. Yusuf 12: 111). Di sini, Allah swt. menegaskan bahwa kisah berfungsi sebagai sarana pencerahan akal atau intelektual.

Kalau kita cermati hampir sepertiga Al Quran itu isinya adalah al qashash (cerita-cerita yang mengandung hikmah). Hal ini sesuai dengan tabiat manusia sebagai Homonarran (mahluk yang suka bercerita dan suka mendengarkan cerita). Jadi, teknik dakwah dengan bercerita itu sesui dengan fitrah manusia sebagai Homonarran. Nah, teknik inilah yang akan pembaca dapatkan dalam kumpulan cerpen ini.

Di antara kelebihan dakwah dengan teknik qashash (bercerita) adalah tidak terkesan ”menggurui” tapi lebih banyak mengajak berpikir. Allah swt. memerintahkan agar dakwah itu dilakukan dengan bijaksana, menggunakan kalimat-kalimat santun, dan jangan mengejek tapi harus mengajak.

”Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl 16: 125).

Bertolak dari analisis ini bisa kita simpulkan bahwa berdakwah dengan cara bercerita dalam bentuk cerpen, cerber, novel, dan sebagainya adalah dibolehkan selama kandungan cerita tersebut mengandung hikmah atau pelajaran bagi kehidupan dan tidak mengandung anjuran pada kemaksiatan.

Wallahu A’lam.

Sumber : www.percikaniman.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar