Minggu, 28 Februari 2010

Daur air dan kehidupan

Setiap saat, miliaran liter air berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu menuju daratan. Kehidupan bergantung pada daur air ini. Andai manusia mencoba mengatur daur ini, ia tidak akan pernah berhasil, sekalipun menggunakan semua teknologi yang ada di dunia. Walaupun demikian, kita memperoleh air, yang merupakan syarat kehidupan yang utama dan terpenting, melalui penguapan tanpa mengeluarkan biaya maupun energi. Setiap tahunnya 45 miliar liter kubik air menguap dari lautan. Air yang menguap tersebut dibawa angin melintasi daratan dalam bentuk awan. Setiap tahun 3-4 miliar liter air dibawa dari lautan menuju daratan, menuju manusia.

Singkatnya, air yang daurnya tidak dapat kita atur, dan yang tanpanya kita tidak dapat hidup lebih dari beberapa hari dikirim kepada manusia dengan cara yang sangat istimewa.
Al Quran mengingatkan kepada kita bahwa hal ini merupakan salah satu bukti yang harus kita syukuri:

“Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?” (QS. Al Waaqi'ah, 56: 68 70)

Air Turun ke Bumi Menurut Kadar Tertentu

Dalam ayat kesebelas surat Az-Zukhruf, hujan didefinisikan sebagai air yang dikirimkan “menurut kadar”. “Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan).”
Sudah tentu, hujan turun ke bumi dalam takaran yang tepat. Takaran pertama yang berhubungan dengan hujan adalah kecepatan turun-nya. Benda yang berat dan ukurannya sama dengan air hujan, bila dijatuhkan dari ketinggian 1.200 meter, akan mengalami percepatan terus-menerus dan jatuh ke bumi dengan kecepatan 558 km/jam. Akan tetapi, tata-rata kecepatan jatuhnya air hujan hanyalah 8-10 km/jam.

Air jatuh ke bumi dengan kecepatan yang rendah karena titik hujan memiliki bentuk khusus yang meningkatkan efek gesekan atmosfer dan membantu hujan turun ke bumi dengan kecepatan yang lebih rendah. Andaikan bentuk titik hujan berbeda, atau andaikan atmosfer tidak memiliki sifat gesekan, bumi akan menghadapi kehancuran setiap turun hujan. Hal ini menjadi jelas hanya dengan melihat angka-angka di bawah ini secara sekilas.

Ketinggian minimum awan hujan adalah 1.200 meter. Efek yang ditimbulkan oleh satu tetes air hujan yang jatuh dari ketinggian tersebut sama dengan benda seberat 1 kg yang jatuh dari keting-gian 15 cm. Awan hujan pun dapat ditemui pada ketinggian 10.000 meter. Pada kasus ini, satu tetes air yang jatuh akan memiliki efek yang sama dengan benda seberat 1 kg yang jatuh dari ketinggian 110 cm.

Dalam satu detik, kira-kira 16 juta ton air menguap dari bumi. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi dalam satu detik. Dalam satu tahun, diperkirakan jumlah ini akan mencapai 505x1012 ton. Air terus berputar dalam daur yang seimbang berdasarkan “takaran”.

Subhanallah!

Sumber: kopas,catatan facebook Gie Irawan
Manusia dan Alam Semesta, Harun Yahya.

Minggu, 21 Februari 2010

Catatan -Imam Auliya-: WANITA DAN AIR MATA

Terkadang ada hal yang membuatku bertanya-tanya tentang wanita,
Meski tak semua wanita bersikap demikian,
Namun inilah yang aku saksikan dari kebanyakan mereka,
Wanita dan air mata, sungguh dua perkara yang sangat akrab.

Di mataku, sebagai seorang yang awam tentang kaum hawa,
Sering ku menyaksikan wanita itu menangis tanpa alasan dan sebab yang jelas,
Namun satu yang ku yakini, bahwa tak mungkin ada kepulan asap tanpa adanya api yang menyulut,
Mungkin demikian pula halnya dengan tangisan setiap wanita, selalu ada makna yang tersembunyi di baliknya.

Tak jarang aku menyaksikan seorang ibu yang tiba-tiba menangis tatkala ia luput dari pandangan anak atau suaminya,
Namun dengan sigapnya pun ia menyeka air matanya tatkala perhatian sang anak atau sang suami mulai tertuju padanya,
Sungguh pemandangan yang sangat menarik dan penuh makna bagiku,
Seoarang ibu dari kaum hawa dengan lihai menyembunyikan kesedihannya demi stabilitas kebahagiaan orang-orang di sekitarnya.

Itulah wanita, makhluk yang diciptakan Allah Al-Kholiq Jalla wa A'laa dengan berbagai keutamaan,
Ia dikaruniai bahu yang lembut nan nyaman sebagai sandaran bayi yang tengah terlelap, namun juga kokoh untuk memikul berbagai beban dunia dengan segala hiruk pikuknya,
Ia pun dikaruniai perangai yang lembut dan kesabaran yang luar biasa dalam merawat keluarganya dengan penuh ketulusan dan cinta kasih tanpa keluh kesah,
Ia pun dikarunia ketegaran dan keperkasaan sehingga ia mampu tetap bertahan dan pantang menyerah tatkala yang lainnya mulai terbentur oleh keputus asa-an,
Ia pun dikarunia kekuatan untuk melindungi suami dan anak-anaknya dari keterpurukan tatkala tengah berada di masa-masa sulit, sebagaimana di dalam tubuh manusia tulang rusuklah yang sangat setia melindungi jantung dan hati dari berbagai hantaman dari luar yang senantiasa mengancam eksistensinya,
Ia pun dikaruniai jiwa yang teramat besar yang menyebabkan cintanya kepada anak-anaknya tak mudah pudar meski tak jarang ia menerima cerca yang memilukan dari anaknya sendiri -wal 'iyadzubillah-,
Dan mungkin juga karenanya ia dikaruniai air mata ketabahan sebagai salah satu keutamaan baginya, yakni sebagai sejata yang dapat ia gunakan kapanpun ia butuhkan tatkala ia ingin berontak akan segala kepenatan yang ada, namun ia tak sanggup menyalahi fitrahnya selaku makhluk yang penuh dengan kelembutan.

AIR MATA SEORANG WANITA ATAU IBU BUKANLAH SEBAGAI TANDA LEMAHNYA MEREKA, NAMUN JUSTRU SEBAGAI BUKTI BAHWA MEREKA BUKANLAH MAKHLUK YANG LEMAH YANG BOLEH SEENAKNYA DIJAJAH OLEH KAUM YANG MERASA KUAT, BETAPA BANYAK DI ANTARA WANITA ATAU IBU ITU YANG SESUNGGUHNYA TERMASUK MAKHLUK YANG KUAT, DIMANA KEJENUHAN YANG SEHARUSNYA TERLAMPIASKAN OLEH AMUKAN YANG DAHSYAT, MAMPU IA REDAM SECARA BIJAK CUKUP DENGAN ALIRAN AIR MATA DALAM KESUNYIANNYA HINGGA TAK MEMBAHAYAKAN ORANG LAIN DISEKITARNYA.

Wanita dan air mata,
Wallahu a'lamu humaa,
Wanita dan air mata,
Sungguh ku masih tak mengerti secara sempurna, misteri agung apa yang tersembunyi di balik keduanya.




(Dari Sebuah Bilik Di Kota Makassar, Jum'at Mubarak 5 Robi'ul Ulaa 1431 H / 19 Februari 2010).


NB:
Note ini hanya bertujuan sebagai bahan renungan bagi siapa saja yang merasa membutuhkannya, agar kelak setiap orang mau belajar menghargai setiap wanita dengan air mata mereka (para wanita), hatta tidak ada lagi kaum yang berbuat dzholim dengan merendahkan dan meremehkan kaum wanita hanya karena air matanya yang mudah meleleh.
Adapun jika di dalam note ini terdapat kata-kata yang mungkin saja menyalahi Al-Qur'an ataupun As-Sunnah (wallahu a'lam) maka kami mohon maaf atas segala kekhilafan yang sungguh tak kami sengaja, dan kami senantiasa memohon ampun kepada Allah Al-Ghofur Jalla wa A'laa atas kehilafan tersebut yang mungkin adanya.
Semoga bermanfaat.
Min Al Faqir Ilallah -Imam Auliya-

Jumat, 19 Februari 2010

facebook addict

Gila kerja, meskipun hal itu berdampak kepada bertambahnya pendapatan, tetap saja ada yang dikorbankan. Salah satunya, waktu berharga bersama keluarga. Gila belajar, meskipun ada manfaatnya, namun tetap saja ada yang diabaikan. Salah satunya, kita menjadi pribadi yang hanya fokus kepada belajar, belajar, dan belajar. Padahal, ada waktu yang juga kita alokasikan untuk istirahat, berhubungan dengan orang banyak dari berbagai kalangan. Gila belanja? Wah, itu berdampak tidak baik bagi diri kita, meskipun ada manfaat bagi para penjual produk karena produknya pasti laku kalo di dunia ini banyak orang yang gila belanja.

Ngomong-ngomong soal kecanduan, ternyata nggak cuma narkoba yang bisa bikin orang kecanduan. Seks bisa bikin orang kecanduan juga lho. Kalo itu dilakukan suami-istri sih nggak masalah. Yang jadi masalah adalah ketika dilakukan bukan mahrom. Kita prihatin dengan seks bebas yang kian marak dilakukan remaja dan orang dewasa yang lemah iman tapi kuat nafsunya. Obat-obatan tertentu pun bisa bikin orang ketagihan untuk terus mengkonsumsi. Ada ketagihan yang lain nggak? Hehehe.. ada. Ya, salah satunya ketagihan untuk online. Sebelum ada situs jejaring sosial bernama Facebook, orang sudah banyak menghabiskan waktu di depan komputer untuk chatting, untuk kumpul-kumpul di komunitas grup diskusi. Apalagi kalo udah berselancar nyari data. Bisa data yang bermanfaat, maupun data yang tidak bermanfaat. Situs porno pun jadi tempat mangkal netter yang ketagihan cerita dan gambar erotis. Belum lagi game online. Halah makin tekun deh tuh di depan komputer!

Maniak-online juga bisa membahayakan lho, meskipun ada manfaatnya. Ya, kalo seharian online, apa nggak bosen tuh? Facebook-an seharian apa nggak pegel? Kalo sampe kamu ngerasa kehilangan Facebook sehari aja, itu tandanya kamu sudah kecanduan. Uring-uringan kayak orang kebakaran kumis (bagi yang punya kumis tentunya), kalo yang nggak punya kumis, ya ibarat orang kebekaran bulu keteknya. Hihihi.. atau bisa juga ibarat yang punya pantat bisulan (apa hubungannya?). Ada, yakni nggak mau diem dan merasa paling menderita. Duduk nggak bisa, jalan pegel. Ngarang deh!

Bro en Sis, kalo sampe tiap hari kamu merasa kudu online terus di Facebook, waspadalah! Sebab, bisa jadi kamu mulai terkena gejala Facebook Addict alias kecanduan Facebook. Bawaannya liat hape pengennya langsung browsing dan yang terbayang di pikirannya logonya Facebook plus teman-teman dunia maya tempat ngumpul bareng secara virtual. Pengen tahu “status” terbaru teman-teman yang ada dalam list kita. Penasaran dengan apa yang dikerjakan mereka saat ini. Geregetan pengen nyapa, pengen cari informasi, pengen komentar, pengen ngasih “jempol” tanda suka dengan statusnya. Bener lho. Saya, pada awal-awal kenal Facebook, meski nggak sampe ‘gila’, tapi sering nongkrong di situs jejaring sosial. Cuma kalo saya tertantangnya pengen mengeksplorasi apa aja fitur dan fungsinya. Diulik (bukan diulek lho!) semua fitur yang ada. Satu per satu saya cobain dan praktikkan. Setelah merasa puas, barulah jarang buka-buka lagi. Toh, cuma “gitu-gitu” aja. Saya lebih memilih memfungsikan semaksimal mungkin fitur yang cocok untuk berbagi manfaat dengan teman lainnya. Kalo cuma update status mah hal yang gampang dan biasa. Hehehe.. bukan sok ya, tapi bagi saya nggak terlalu istimewa. Kecuali kalo update status isinya sensasional kayak yang pernah dilakukan Evan Brimob, baru dah tuh status jadi banyak dicari dan tentunya banyak dicaci-maki. Phew!

Yuk, kita kalkulasikan waktu yang kita korbankan untuk ngenet dan mangkal di Facebook dengan waktu kita di tempat lain yang lebih bermanfaat. Misalnya, dalam sehari kita nongkrong di Facebook minimal 5 jam, itu udah parah lho. Berarti dalam sebulan waktu yang habis untuk ‘bermesraan’ dengan situs jejaring sosial ini adalah (150 jam, yakni 30 hari dikali 5 jam). Silakan hitung sendiri jika dikonversi dengan duit yang kudu dikeluarkan untuk beli pulsa telepon. Juga yang terpenting, soal memanfaatkan waktunya itu lho. Waktu 5 jam itu kalo dibagi-bagi buat istirahat, belajar, dan bekerja bisa sangat berharga.

Oya, waktu yang dipake 5 jam sehari untuk Facebook-an itu, baik waktu 5 jam itu secara berturut-turut atau memanfaatkan waktu di sela-sela aktivitas lain, tetap aja ada waktu yang secara khusus dialokasikan untuk main-main di Facebook. Saya kok nggak merasa yakin kalo remaja yang mangkal di Facebook itu memanfaatkannya dengan kebaikan. Masih ragu gitu lho. Soalnya, yang saya tahu lebih banyak dipake sekadar “hiburan” dan “main-main” saja. Mungkin ada juga yang memanfaatkan untuk dakwah misalnya, tapi jumlahnya tak sebanyak yang dipake untuk main-main. Sori ya, bukan nuduh tapi emang ada faktanya.

So, waktu 5 jam sehari main Facebook aja udah kebanyakan, apalagi yang lebih dari 5 jam sehari online terus, bisa-bisa jadi manusia online deh. Itu namanya udah sampe taraf kecanduan lho. Ati-ati jangan sampe kamu terkena Facebook Addict. Pikirin lagi sebelum berbuat, dan yang pasti, kamu tinggal lebih banyak di dunia nyata. Bukan di dunia maya dan bukan cuma di Facebook. Ok? Dunia tak seluas “update status, news feed, atau note” di Facebook. Manfaatkan waktumu dengan cara yang benar dan sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan hidupmu dan bekal di akhirat kelak. Akur ya? Harus! (ciee… saya kok jadi ngatur-ngatur gini?). Ngatur-ngatur? Kalo untuk kebaikan, kenapa nggak? Yes

Oleh Solihin http://mediaislamnet.com/2010/02/facebook-addict/

Cewek Favorit

Cewek favorit, begitu judul artikel di sebuah majalah remaja ibukota. Isinya, laporan tentang remaja yang banyak disenangi laki-laki di sekolahnya. Cirinya sama, cantik, modis, dan biasa berlengggak-lenggok di atas catwalk.

Pembahasannya pun tak jauh dari seputar perawatan tubuh, perlengkapan mandi, tipe cowok yang disenangi, dan syarat yang harus dimiliki seorang cowok untuk mendekati mereka. Dengan semua itu, mereka baru layak disebut cewek favorit dan remaja masa kini.


Data Lain

Jika standar yang menjadi acuan untuk menjelaskan seorang wanita masa kini adalah umbar kecantikan, kebolehan dalam memamerkan aurat, dan kecanggihan dalam berinteraksi dengan lawan jenis, maka tak aneh jika Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi, Kantor BKKBN Pusat, dr. Siswanto Agus Wilopo, seperti dikutip Republika, mengatakan bahwa saat ini ada sekitar satu miliar penduduk usia remaja memasuki perilaku reproduksi dan seksual yang dapat membahayakan dan mengancam kehidupannya.

“Ada 15 juta perempuan remaja melahirkan anak, sebagian sudah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Sekitar 42 juta penduduk saat ini menderita HIV/AIDS dan hampir separuh dari mereka mengidap penyakitr tersebut saat masih remaja,” ungkap Siswanto seperti dikutip Republika.

Berbagai data pun menunjukkan, remaja saat ini sudah nekad dan tak berpikiran panjang. Dalam sebuah penelitian ditunjukkan bahwa sudah banyak remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum usia 19 tahun. Misalnya, survey di 12 kota dan di kota Medan beberapa tahun lalu menunjukkan perkiraan angka sekitar 5,5 - 11 %. Sedangkan remaja usia 15 - 24 tahun adalah 14,7 – 30 %.

Bayangkan jika penduduk usia remaja di Indonesia berjumlah 42,5 % (sensus tahun 2000), terdapat 10 % dari mereka yang menyatakan dirinya aktif secara seksual. Maka ada sekitar 4,3 juta remaja yang menghadapi berbagai resiko kesehatan reproduksi. Bayangkan, 4,3 juta remaja Indonesia berperilaku semacam ini. Ini pun baru 10 % dari remaja. Bagaimana bila 40 - 50 % yang melakukannya. Berarti sekitar 20 juta remaja, 10 % dari jumlah penduduk Indonesia.

Lebih ironis lagi bila kita melihat data WHO yang menyebutkan, setiap tahun ada sektiar 500 ribu perempuan meninggal dunia karena melahirkan dan lebih dari 65 ribu diantaranya adalah remaja perempuan yang meninggal karena aborsi. Inikah yang namanya cewek masa kini atau cewek favorit?



Wanita dalam Islam

Padahal Islam menempatkan wanita muslimah dalam kedudukan yang sangat tinggi. Ia mempunyai pengaruh yang besar di dalam kehidupan setiap muslim. Wanita adalah sekolah pertama dalam membangun masyarakat yang shalih jika ia berjalan sesuai petunjuk al-Qur’an dan as-Sunnah. Lihatlah bagaimana al-Qur’an memuat banyak ayat yang menunjukkan betapa penting peran kaum wanita, baik sebagai ibu, istri, saudara, maupun sebagai anak.

Islam sangat memuliakan wanita. Diperintahkannya para wanita untuk menggunakan hijab agar mereka tidak diganggu, Allah mengatakan dalam surat al-Ahzab ayat 59, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Seorang wanita muslimah tak akan membiarkan tubuhnya di santap mata liar laki-laki yang bukan suaminya. Ia akan menjaga harga diri dan kemuliaannya dengan menggunakan hijab sebagaimana yang Allah subhanahu wa ta’ala perintahkan. Allah lah yang lebih tahu hal yang terbaik untuknya.

Wanita-wanita yang taat kepada segala putusan dari Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya, “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. al-Ahzab : 36)

Jadi, mana yang layak menyandang gelar cewek favorit?

sumber;http://sobat-muda.com/content/view/68/33/

Duhai Akhwat Idaman...

Duhai akhwat idaman, dimanakah kau kini berada? Aku heran, mengapa kini aku terlalu sering menemukanmu dimana-mana, apakah kau tak lagi menjadi idaman para pengidam kesucian, tak lagi special, bak bidadari syurga yang hadir di bumi, tak pernah tersentuh jin dan manusia.

Tak kubayang, akhwatku hilang, tak lekang, dimakan jaman yang garang. Dulu kau tak terlihat, tapi aku tak perlu mencari-cari dirimu. Karena aku yakin kau ada, seperti keyakinanku beriman kepada yang ghoib. Semakin ghoib, semakin indah, semakin beriman. Wuih. Subahanallah.

Tapi kini kau tak lagi ghoib, kau begitu menyebar, kau begitu visual, kau begitu obral, sehingga justru aku kehilanganmu di antara kerumunanmu. Terlihat tapi tak terlihat, tak terlihat justru terlihat.

Duhai akhwatku, yang cantik menawan iman. Ketahuilah bahwa semakin ghoib dirimu maka semakin besar energi dirimu, sehingga semakin besar kualitas keakhwatanmu, maka semakin aku merindukanmu. Kami menyayangimu. Sayang sekali jika kau tak menyayangi dirimu sendiri lagi; dalam kekhawatiranmu yang berlebihan pada Tuhan.

Ku tahu kau berhijab dalam hizibmu. Tapi mengapa harus kau lupakan inti perjuanganmu, apakah karena hizibmu tidak lagi tegas padamu. Apakah identitasmu harus bergantung pada identitas hizibmu yang mulai teragu?

Ku yakin, kau tahu bahwa kau bagai perhiasan di mata ikhwan atau kawan. Dan karakter dari perhiasan adalah butuhnya sebuah atau banyak perhatian. Yang memperhatikan nikmat, yang diperhatikan bahagia. Dan biasanya perhiasan eksklusif berkarakter : diam, tersembunyi, dijaga ketat, personal & privacy, dan hanya orang-orang yang sudah menunaikan akad “jual beli” yang boleh memakainya. Kecuali perhiasan murahan, tak perlu akad spesial pun sudah bisa dipakai siapapun …. lalu menjadi manusia terbuang…na’udzubillahi min dzalik.

Duhai akhwat budiman kekasih ikhwan beriman, perhatikanlah bahwa kau adalah perhiasan terindah. Bisakah kau bayangkan, bahwa perhiasan itu “diam”nya saja sudah indah dan menggoda. Maka apa yang terjadi jika engkau pun bergerak – kesana kemari- sehingga mata ikhwan memandangmu, sengaja tidak sengaja, sebab syaitan itu cerdas dan bebas. Sedangkan ikhwan itu cerdas tapi terbatas. Karena ikhwan itu terbatas, maka kau harus membatasi diri dari pandangannya, agar syaitan usahanya pun terbatas menggoda manusia beriman, akhwat dan ikhwan.

Kuharap kau lebih banyak diam yang penuh gerakan, daripada gerakan yang membuat ikhwan terdiam. Pahamkah maksudku? Kau begitu indah untuk tidak diperhatikan, perhiasan itu begitu banyak yang memperhatikan, kadang saling bersaing antara satu perhaiasan dengan perhiasan lainnya, bersaing untuk diperhatikan… tentu saja karena adanya perhatian. Perhatian hadir karena adanya sumber perhatian dan adanya yang memperhatikan.

Fokus dakwah pun kadang berubah, bahasan bab menikah dan poligami lebih menjadi perhatian daripada bagaimana cara memperjuangkan dakwah ini, dan mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah, Ilahi Robbi?

Duhai akhwat, kau bukan syahwat; ku tak menyalahkanmu, tapi marilah mulai hari ini sama-sama kita mengambil porsi yang tidak melampaui suci. Sebab akhwat itu wanita, dan wanita itu makhluk indah sejati yang penuh perasaan, maka perlu diberikan banyak batasan. Agar perasaannya tidak meluap dan tumpah di sembarang nyawa. Jika satu atau dua batasan sudah mulai dianggap tak membatasi, maka berkhawatir dirilah jika engkau kesulitan mengontrol perasaanmu yang agung itu….

Wahai akhwat sejati, bukanlah karena cantikmu engkau diperhatikan, tapi karena diperhatikanlah engkau menjadi cantik. Berterimakasihlah kepada orang-orang yang memperhatikanmu, dan bersyukurlah kepada Allah agar DIA tetap memperhatikanmu. Kalau Allah yang memperhatikanmu, maka para ikhwan beriman pun insya Allah tak sungkan tuk memperhatikanmu. Tapi kalau perhatian manusia yang engkau kejar, maka kemanakah kau tempatkan perhatian Tuhanmu, dari hatimu yang agung, wahai calon ibu, wanita yang paling perhatian….dan butuh perhatian. Harus diperhatikan.

Wallahu alam

http://cahaya-semesta.com

============================================